Suara.com - Pulau Gili Trawangan Nusa Tenggara Barat (NTB) memang merupakan destinasi wisata unggulan. Kawasan tersebut dikenal memiliki pantai eksotis.
Sebagaian besar masyarakatnya juga mengandalkan sektor wisata sebagai penopang ekonomi mereka.
Gili Trawangan, sebuah pulau eksotis seluas kurang lebih 340 hektar dengan garis pantai sekitar 7,5 km, menawarkan pasir putih halus, laut biru jernih, serta panorama sunrise dan sunset yang memukau. Terumbu karang yang kaya akan penyu dan ikan tropis menjadikannya surga snorkeling dan diving.
Pulau ini bebas kendaraan bermotor—transportasi hanya dengan sepeda, cidomo, atau berjalan kaki—memberi suasana santai dan ramah lingkungan.
Akomodasinya pun beragam, dari homestay sederhana hingga resor mewah tepi pantai. Malam hari, kafe dan restoran tepi pantai ramai dengan sajian seafood segar dan hiburan musik, menjadikan Gili Trawangan sebuah destinasi liburan yang tak terlupakan.
Festival Olahraga Nasional (Fornas) VIII 2025 telah membuktikan bahwa Gili Trawangan bukan sekadar destinasi liburan, melainkan juga arena sport tourism yang siap menyatukan olahraga, keindahan alam, dan ekonomi lokal dalam satu gelaran.
Salah satu pusat perhatian adalah Wah Resort Gili Trawangan, yang tampil sebagai venue utama untuk cabang olahraga Stand Up Paddle (SUP) dan memancing rekreasi (APRI).
Venue Siap Pakai dengan Panorama Eksotis
Berada tepat di tepi pantai, Wah Resort bukan sekadar arena lomba. Venue ini memadukan kesiapan teknis, panorama tropis, dan fasilitas berkelas yang memberi pengalaman berbeda bagi peserta maupun penonton.
Baca Juga: Malam Liar di Gili Trawangan, Pesta Riklona dan Inex Sebelum Brigadir Nurhadi Tewas Dicekik
Dari area start/finish yang luas, akses langsung ke laut, hingga layanan akomodasi dan jamuan tamu VIP, Wah Resort membuktikan standar event sport tourism yang layak diadu di panggung internasional. Venue beachfront ini bukan sekadar lokasi lomba—melainkan simbol sinergi antara pariwisata, olahraga, dan ekonomi.
Tepat di tepi pantai, venue utama Fornas VIII memanfaatkan lokasi strategis yang memudahkan transisi dari darat ke laut bagi atlet serta panitia.
Ombak dan angin khas Gili menambah tantangan teknis, seperti yang diakui langsung oleh penanggung jawab lomba SUP:
“Peserta harus cepat beradaptasi dengan kondisi ombak (Gili Trawangan) menjadi tantangan utama,” ujar Herianto, penanggung jawab Inorga SUP Fornas VIII, pada 31 Juli 2025.
Dorongan Ekonomi yang Terbukti
FORNAS VIII bukan sekadar ajang olahraga, melainkan mesin penggerak ekonomi rakyat. Berikut beberapa highlight dampak ekonomi yang terjadi saat gelaran tersebut: