Desak Transparansi Penuh soal Kematian Brigadir Nurhadi, DPR: Jangan Sisakan Ruang Abu-abu

Sabtu, 12 Juli 2025 | 21:50 WIB
Desak Transparansi Penuh soal Kematian Brigadir Nurhadi, DPR: Jangan Sisakan Ruang Abu-abu
Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Dewi Juliani, turut menyoroti perkembangan kasus kematian tragis Brigadir Muhammad Nurhadi yang terjadi di Gili Trawanga. (Ist)

Suara.com - Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Dewi Juliani, turut menyoroti perkembangan kasus kematian tragis Brigadir Muhammad Nurhadi yang terjadi di Gili Trawangan, Lombok Utara, pada 16 April 2025.

Ia mendesak agar seluruh proses penyelidikan dan penyidikan dilakukan secara transparan, akuntabel, dan menyeluruh.

"Seharusnya dengan adanya kematian, hasil forensik dan bukti lainnya, kasus ini sudah berada dalam tahap penyidikan, bukan penyelidikan lagi,” kata Dewi kepada wartawan, Sabtu (12/7/25).

Ia pun mendorong kasus tersebut tidak menyisakan ruang abu-abu.

"Kami mendorong agar pihak kepolisian tidak menyisakan ruang abu-abu sedikit pun dalam penanganan kasus ini," katanya.

"Kematian Brigadir Nurhadi bukan hanya menyangkut tindak pidana, tapi juga menyangkut integritas institusi Polri secara keseluruhan di mata public," Dewi menambahkan.

Brigadir Nurhadi diduga mengonsumsi narkotika jenis ekstasi dan obat penenang riklona.

Dewi menegaskan bahwa harus ada pengungkapan siapa yang memberikan zat tersebut dan bagaimana zat itu bisa berada di lokasi pesta.

Apalagi, dua atasan korban ikut hadir dalam kegiatan tersebut. Informasi bahwa korban sempat merayu salah satu perempuan di lokasi sebelum meninggal dunia menjadi bagian penting yang perlu didalami.

Baca Juga: Jadi Tersangka Utama Pembunuhan Brigadir Nurhadi, Harta Kekayaan Kompol Yogi Tembus Rp1,1 Miliar

“Apakah tindakan tersebut memicu tindak kekerasan? Apakah ini terkait dengan luka-luka yang ditemukan pada tubuh korban? Semua harus diurai secara objektif," katanya.

Dewi juga menyoroti minimnya hasil rekaman CCTV di area kolam tempat korban ditemukan tewas.

Brigadir Nurhadi, dibunuh dua atasannya Kompol I Made Yogi Purusa Utama dan Ipda Haris Chandra, seusai mencium cewek yang menemani mereka pesta mesum dan narkoba. [Suara.com]
Brigadir Nurhadi, dibunuh dua atasannya Kompol I Made Yogi Purusa Utama dan Ipda Haris Chandra, seusai mencium cewek yang menemani mereka pesta mesum dan narkoba. [Suara.com]

“Minimnya bukti visual dari lokasi utama kejadian jelas menghambat transparansi dan pengungkapan fakta. Kepolisian perlu menjelaskan secara teknis mengapa ini bisa terjadi seperti itu serta mengumpulkan bukti pendukung visual lainnya," ujarnya.

Hasil forensik menunjukkan bahwa Brigadir Nurhadi mengalami patah pada bagian lidah, luka di kepala, tengkuk, punggung, dan kaki, serta memar di kepala. Diduga kuat korban dicekik sebelum akhirnya tenggelam dalam keadaan tidak sadar.

“Ini bukan kasus biasa. Dugaan penganiayaan berat telah muncul, dan ini harus ditindak dengan serius dan tanpa kompromi," katanya.

Pada sisi lain, Dewi berharap agar para Bhayangkari memiliki peran aktif guna menjaga dan menjadi pengingat agar para suami, sebagai anggota Polri dapat menjauhi penyimpangan baik perilaku, etik maupun hukum.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI