- Presiden BAM, Tengku Zafrul, menyatakan kegagalan SEA Games 2025 adalah tanggung jawab kolektif seluruh elemen bulu tangkis Malaysia.
- Rexy Mainaky tetap dipertahankan perannya dalam program jangka panjang karena kontribusinya tidak hanya diukur satu turnamen.
- Malaysia hanya meraih satu emas, dua perak, dan enam perunggu, namun melampaui target total sembilan medali.
Suara.com - Presiden Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM), Tengku Datuk Seri Zafrul Abdul Aziz, menegaskan bahwa kegagalan kontingen bulu tangkis Malaysia di SEA Games 2025 merupakan tanggung jawab bersama.
Ia juga menekankan bahwa direktur kepelatihan Malaysia, Rexy Mainaky, tetap memiliki peran penting dalam program jangka panjang bulu tangkis Malaysia.
Pada SEA Games 2025, BAM sebelumnya menargetkan raihan empat medali emas. Namun, Malaysia hanya mampu membawa pulang satu emas, dua perak, dan enam perunggu.
Hasil tersebut membuat Rexy Mainaky secara terbuka menawarkan pengunduran diri usai turnamen, apabila asosiasi menilai hal itu diperlukan.
Satu-satunya medali emas Malaysia disumbangkan pasangan ganda putri peringkat dua dunia, Pearly Tan dan M. Thinaah.
Sementara itu, sejumlah andalan lain gagal memenuhi ekspektasi, termasuk ganda putra peringkat dua dunia Aaron Chia dan Soh Wooi Yik, juara dunia ganda campuran Chen Tang Jie dan Toh Ee Wei, serta tim beregu putra.
Meski demikian, Tengku Zafrul langsung memberikan pembelaan terhadap Rexy. Melalui unggahan di media sosial Instagram dan X, ia menegaskan bahwa kegagalan tersebut tidak boleh dibebankan kepada satu individu saja.
“Apa yang terjadi bukan kegagalan individu. Ini adalah tanggung jawab bersama, mulai dari pemain, staf pelatih, manajemen, hingga pimpinan. Kami menang sebagai tim, dan ketika kalah, kami juga bertanggung jawab bersama,” tulis Tengku Zafrul, dilansir dari New Straits Times.
Ia menambahkan bahwa kontribusi Rexy Mainaky bagi bulu tangkis Malaysia tidak bisa dinilai hanya dari satu turnamen.
Baca Juga: Borong Prestasi di SEA Games 2025, Panjat Tebing dan Bulu Tangkis Jadi Juara Umum
“Saya menghargai keterbukaan Rexy, dan sikap saya jelas, kami masih membutuhkannya. Pengalaman dan filosofi pengembangan tidak bisa diukur dari satu kejuaraan. Membangun tim nasional adalah proses jangka panjang,” ujarnya.
Tengku Zafrul juga menekankan bahwa hasil kurang memuaskan di SEA Games seharusnya tidak menutup berbagai pencapaian penting Malaysia sepanjang tahun ini.
“Satu kemunduran tidak menghapus pencapaian besar tahun ini. Kami menjadi juara dunia ganda campuran, dan untuk pertama kalinya ganda putri Malaysia menembus final Kejuaraan Dunia. Itu adalah prestasi yang mengangkat martabat pemain nasional kami,” katanya.
Performa Malaysia memang sudah terlihat berat sejak awal SEA Games. Tim beregu putra kalah telak 0-3 dari Indonesia di final pada 7 Desember 2025, meski Indonesia menurunkan skuad campuran.
Indonesia pun keluar sebagai penguasa bulu tangkis SEA Games dengan raihan tiga emas, tiga perak, dan empat perunggu.
Aaron Chia dan Soh Wooi Yik, yang pernah menjadi juara SEA Games 2019 Manila, kembali mencapai final ganda putra, namun harus mengakui keunggulan pasangan Indonesia peringkat delapan dunia, Sabar Karyaman dan Moh Reza Isfahani, dengan skor 14-21, 17-21.