Suara.com - Upaya untuk mengembalikan karakter monyet ekor panjang di hutan Gunung Merapi, Daerah Istimewa Yogyakarta, dibutuhkan waktu paling cepat tiga hingga lima tahun, kata Hery Wijayanto dari Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
"Perilaku pengunjung maupun pedagang di objek wisata Kaliurang juga mempunyai andil besar selama prosesnya," kata Hery Wijayanto, Sabtu (16/1/2016).
Menurut dia, pihaknya bersama dengan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) saat ini baru memulai proses untuk mengembalikan karakter monyet ekor panjang di hutan Gunung Merapi.
"Pada tahun pertama, TNGM memberikan edukasi kepada pengunjung di kawasan objek wisata Kaliurang. Yaitu agar tak memberikan makanan instan kepada kawanan monyet ekor panjang. Itu salah satu tahapan," katanya.
Ia mengatakan, setelah itu mengajak para "stakeholder" terutama pedagang di Kaliurang untuk lebih banyak mengganti makanan yang dijualnya. Dari yang sebelumnya berupa makanan instan, menjadi yang mempunyai serat kasar.
"Jangan yang berkarbohidrat. Tapi, diganti dengan serat kasar. Kami juga harus memberikan pemahaman kepada masyarakat sekitar," katanya.
Hery mengatakan, selanjutnya monyet-monyet tersebut kemudian diberi makan di area tertentu. Makanan yang berupa buah-buahan.
"Dengan begitu, fungsi tubuh akan kembali normal," katanya.
Seperti diberitakan monyet-monyet ekor panjang Merapi yang berada di seputaran wisata Kaliurang, sampai saat ini memang meresahkan pedagang setempat.
Kawanan monyet inu mengambil makanan maupun minuman dagangan yang dipajang di depan warungnya.
Kepala Subbagian Tata Usaha TNGM Tri Atmojo, menambahkan sampai saat ini perilaku monyet tersebut memang belum berubah dan masih suka mengambil makanan milik pedagang atau pengunjung di Kaliurang.
"Perlu waktu untuk mengembalikan kawanan monyet Kaliurang menjadi alami, dan bisa bertahan hidup di hutan. Memang perlu tahapan," katanya. (Antara)