Mengurai Misteri Terbentuknya Penis pada Lelaki

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 27 Februari 2019 | 06:30 WIB
Mengurai Misteri Terbentuknya Penis pada Lelaki
Ilustrasi seorang lelaki sedang melihat penisnya. [Shutterstock]

Dari 1.484 EDC yang teridentifikasi saat ini, sebagian besarnya diketahui dapat mengganggu pertumbuhan alat reproduksi laki-laki.

Banyak penelitian yang mengidentifikasi bagaimana EDC mengganggu organ-organ, seperti hati dan adrenal, yang menyebabkan penyakit dan kelainan yang merusak kesehatan organ ini dan mengganggu pertumbuhan laki-laki.

Jalur “pintu belakang”

Dengan mengukur hormon dari sampel darah dan jaringan selama trimester kedua dari pertumbuhan janin manusia, penelitian baru ini dapat membantu kita memahami jalur produksi DHT dan maskulinisasi penis.

Riset ini mengisyaratkan bahwa selain jalur yang sudah ada (testosteron dari testis diubah menjadi DHT dalam GT dan membentuk pertumbuhan penis), steroid laki-laki dihasilkan oleh organ lain seperti plasenta, hati, dan kelenjar adrenal lewat sebuah proses yang disebut jalur “pintu belakang” untuk membantu maskulinisasi. Jalur pintu belakang ini pertama kali ditemukan lewat penelitian yang dilakukan di Australia terhadap mamalia berkantung.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan EDC mungkin memiliki efek dalam jaringan non-reproduksi, termasuk adrenal dan hati, dan lalu menyebabkan penyakit reproduksi laki-laki seperti hipospadia.

Hal ini juga mengindikasikan cacat plasenta, seperti pembatasan pertumbuhan intrauterin yang menghasilkan bayi lahir dengan ukuran kecil, dapat berkontribusi terhadap penyakit reproduksi laki-laki pada manusia.

Penelitian berikutnya diperlukan untuk melanjutkan temuan menarik ini untuk mencari kemungkinan jalur baru dari kelainan yang dimulai dalam masa kehamilan.

Artikel ini sebelumnya tayang di The Conversation.

The Conversation

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI