Suara.com - Benarkah Keseringan Pakai Ponsel Merusak Kinerja Otak?
Di era yang serba digital seperti sekarang ini, manusia tidak terlepas dari genggaman ponsel dalam kesehariannya.
Tapi menurut para ilmuwan, terlalu menggunakan ponsel justru membawa akibat buruk bagi kinerja otak manusia.
Menurut laporan Business Insider yang dilansir pada Minggu (3/3/2019), para ilmuwan mempercayai bahwa penggunaan ponsel yang berlebihan bisa mendorong perilaku obsesif, mulai dari kecanduan menggunakan ponsel, mudah marah, hingga depresi dilansir dari Businessinsider.
Notifikasi yang muncul pada ponsel pun, menurut ilmuwan, dicap sebagai faktor yang mendorong perilaku obsesif tersebut. Misalnya, notifikasi membangunkan pengguna dari tidurnya, pemberitahuan email masuk ke inbox, notifikasi grup chat, panggilan telepon, dan lain-lain.
Meskipun 'gangguan-gangguan' tersebut sebenarnya bertujuan baik agar pengguna tidak melewatkan informasi terkini, namun asumsi tersebut tidak selaras dengan keinginan tubuh.
Pasalnya, notifikasi-notifikasi ini bisa meningkatkan level stress, detak jantung lebih cepat, hingga membuka kelenjar keringat. Padahal, respon tubuh seperti itu biasanya terjadi karena adanya tekanan.
Bahkan, hasil penelitian menyimpulkan bahwa 89 persen mahasiswa merasakan ada getaran ponsel yang memanggil-manggil mereka meskipun pada kenyataannya ponsel tidak memberikan notifikasi. Para ilmuwan berpendapat bahwa reaksi tersebut merupakan respon palsu dari tubuh.
Sementara itu, 86 persen orang Amerika yang secara konstan aktif mengecek email dan akun medsos merasakan bahwa notifikasi ponsel meningkatkan level stres mereka.
Baca Juga: Cinta dan Kesetiaan SBY Merawat Ani Yudhoyono Jadi Semangat Kader Demokrat
Ahli Endokrin Robert Lustig mengatakan bahwa notifikasi dari ponsel merangsang otak manusia untuk berada dalam kondisi tertekan.
Dalam kondisi terparah, notifikasi dari ponsel akan merusak bagian otak yang berhubungan dengan fungsi kognitif (korteks prefrontal). Ringkasnya, otak akan menjadi tumpul alias bodoh.
"Kemudian, kamu akan melakukan hal-hal yang gegabah, dan itu cenderung membuatmu dalam masalah karena kuantitas berlebihan pakai ponsel merusak kinerja otak," pungkas Lustig.