Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn menolak kritik bahwa peluncuran Corona-App itu terlalu terlambat.
"Banyak pekerjaan harus dilakukan untuk itu, itulah sebabnya butuh beberapa hari lebih lama," kata Jens Spahn kepada televisi Jerman, ZDF.
Jerman mengikuti negara-negara Eropa lain seperti Italia, Polandia dan Swiss, yang telah meluncurkan aplikasi Corona berbasis teknologi Bluetooth. Sebuah studi dari Oxford University menyebutkan, aplikasi Corona baru akan efektif jika digunakan oleh lebih 60 persen warga. hp/vlz (dpa, rtr)