Terdapat 2 jenis vaksin vektor virus. Ada yang dapat bereplikasi di dalam sel. Dan ada yang tidak dapat menggandakan diri karena gen untuk itu telah dihilangkan.
Penggunaan vektor virus menyebabkan proses memasukkan potongan gen SARS-CoV-2 ke dalam sel lebih efektif dibandingkan vaksin asam nukleat.
Perkembangan desain vaksin asam nukleat dan vektor masih tahap awal dan hingga saat ini belum ada vaksin komersial yang menggunakan desain vaksin tersebut baik di Indonesia, maupun di luar negeri.
Calon vaksin Covid-19 yang menggunakan pendekatan ini adalah ChAdOx1-S produksi University of Oxford/Astra Zeneca yang saat ini telah memasuki uji klinik fase 3.
Vaksin Covid-19 bagi masyarakat di Indonesia
Sebagai negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia dan turut terdampak parah pandemi COVID-19, Indonesia berkepentingan untuk terlibat secara aktif dalam pencarian vaksin yang efektif.
Selain mencoba memproduksi sendiri, Indonesia juga terlibat dalam berbagai uji klinik calon vaksin. Langkah pemerintah bekerja sama dengan para ilmuwan dari berbagai lembaga riset dan terlibat dalam uji klinik merupakan langkah yang tepat.
Beberapa model desain vaksin COVID seperti protein sub-unit, VLP dan virus inaktivasi, secara empiris membutuhkan pemberian berulang, sehingga untuk 270 juta penduduk Indonesia kira-kira butuh 500 juta dosis vaksin. Dengan kapasitas produksi dalam negeri yang direncanakan 250 juta dosis per tahun, kebutuhan ini baru tercukupi paling cepat pada 2023.
Jika kita mengembangkan vaksin sendiri, memproduksi sendiri, serta pembaruan terus-menerus, harapannya kebutuhan dosis vaksin bagi masyarakat Indonesia dapat segera terpenuhi. Apalagi semua negara kini sedang bersaing memperebutkan pasokan vaksin dari produsen untuk kepentingan rakyatnya masing-masing.
Baca Juga: Mahasiswa Indonesia Terlibat dalam Pengembangan Vaksin Covid-19 Oxford
Hingga nanti calon vaksin benar-benar menunjukkan keampuhannya, lalu diproduksi massal dan vaksinasi nasional, maka metode pencegahan infeksi COVID-19 pada level individual akan tetap bergantung pada kedisiplinan mencuci tangan dengan sabun, penggunaan masker, menjaga jarak fisik, menghindari keramaian dan menjaga imunitas tubuh.
Artikel ini sebelumnya tayang di The Conversation.