Teknik Perawatan Berusia 100 Tahun, Diklaim Bisa Sembuhkan Pasien Covid-19

Rabu, 26 Agustus 2020 | 08:39 WIB
Teknik Perawatan Berusia 100 Tahun, Diklaim Bisa Sembuhkan Pasien Covid-19
Tes Antibodi Covid-19. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Hingga Senin (24/8/2020), lebih dari 2.700 rumah sakit telah menjalankan terapi plasma melalui program akses yang diperluas yang dipimpin oleh Mayo Clinic. Program tersebut telah mengirimkan plasma ke lebih dari 100.000 pasien.

Namun, masih ada batasan utama penggunaan terapi plasma secara luas. Plasma harus ditransfer dengan cepat dari donor ke penerima dan keduanya harus memiliki golongan darah yang kompatibel. Jumlahnya pun terbatas karena tergantung dari donor darah.

Dengan kata lain, plasma tidak mungkin menjadi pengobatan jangka panjang untuk Covid-19.

Sebaliknya, para ilmuwan dan perusahaan farmasi melihatnya sebagai terapi sementara sampai vaksin yang efektif tersedia. Dalam kasus penggunaan plasma, penelitian awal menunjukkan harapan.

Ilustrasi laboratorium. (Pixabay)
Ilustrasi laboratorium. (Pixabay)

Menurut studi nasional terhadap 35.000 pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, menemukan bahwa pasien berusia kurang dari 80 tahun tidak menggunakan respirator dan menerima plasma mengandung antibodi tingkat tinggi.

Mereka dalam tiga hari setelah diagnosis, memiliki 35 persen lebih rendah angka kematian dibandingkan pasien yang dirawat empat hari atau lebih setelah diagnosis.

Dalam briefing Gedung Putih, Sekretaris Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan Alex Azar menyebut ini kemajuan besar dalam perawatan pasien.

Tetapi para ilmuwan perlu membandingkan pasien menerima plasma dengan pasien yang tidak menerima, untuk mengetahui apakah terapi tersebut benar-benar berdampak pada kelangsungan hidup.

Sebuah penelitian dari para ilmuwan di Mount Sinai menemukan bahwa pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dan menerima plasma penyembuhan, memiliki peluang lebih tinggi untuk bertahan hidup daripada pasien yang tidak menerima pengobatan.

Baca Juga: WHO Ragu Terapi Plasma Darah Ampuh Obati Covid-19, Kenapa?

Hasil serupa pun ditemukan dalam studi lain pada 1 Mei lalu, hampir 72 persen penerima plasma telah dipulangkan dari rumah sakit dibandingkan dengan 67 pasien lainnya. Tetapi penelitiannya masih terbatas dan hasilnya hanya signifikan untuk pasien yang tidak membutuhkan ventilator.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI