Sementara jantan yang lebih kecil berwarna terang, terutama selama musim kawin ketika mereka dapat memamerkan beberapa warna biru kehijauan dan kuning cerah.
Dikutip dari IFLScience, penyu wajah tersenyum pernah melimpah di sungai-sungai beraliran tenang Myanmar.

Namun penyu herbivora ini berkurang sangat drastis akibat perburuan liar dan eksploitasi telur berlebihan.
Meskipun spesies ini memiliki ratusan tukik dalam beberapa tahun terakhir, semuanya lahir di penangkaran sebagai bagian dari program pemulihan oleh konservasionis dan ilmuwan.
Diperkirakan hanya ada lima atau enam betina tersisa di alam liar dan mungkin hanya dua jantan. Setelah dibesarkan di penangkaran, beberapa penyu wajah tersenyum akan dilepasliarkan untuk menambah jumlah mereka di alam liar.
Di luar spesies tunggal ini, penyu (turtle) dan kura-kura (tortoise) berada dalam masalah besar.
Dari 360 spesies penyu dan kura-kura yang saat ini dikenali, lebih dari setengahnya dianggap “terancam punah”.
Kabar mengenai penyu wajah tersenyum yang jumlahnya mulai membaik diharapkan dapat menekan laju mereka dan menjauhi jurang kepunahan.
Baca Juga: Bersua Pak Bujang, Pejuang Konservasi Penyu Dalam Sunyi di Pulau Lampu