"Meskipun bentuk wajah keseluruhan mirip dengan burung modern seperti tukan, kerangka yang mendasarinya jauh lebih mirip dengan dinosaurus theropoda non-unggas seperti Deinonychus dan Velociraptor," ucap Patrick O'Connor, penulis utama penelitian dan profesor anatomi dan ilmu saraf di Universitas Ohio.
Penemuan fosil utuh burung dari periode tersebut relatif jarang karena kerangka yang ringan umumnya terlalu rapuh untuk diawetkan dengan baik.
Tim ilmuwan terus melakukan penggalian lebih lanjut di tempat di mana Falcatakely ditemukan dan O'Connor sangat berharap dapat mengeksplorasi mengapa Falcatakely memiliki paruh seperti itu.