Suara.com - Jonatan A Lassa, pakar manajemen bencana yang mengajar di Charles Darwin University, Australia mewanti-wanti bahwa Indonesia perlu mempersiapkan sistem peringatan dini siklon tropis setelah Seroja menyapu NTT pada awal April ini. Berikut artikel Lassa seperti yang dilansir dari The Conversation:
Siklon tropis Seroja yang menghantam wilayah Nusa Tenggara Timur dan perairan sekitarnya pada 4 April telah menyebabkan topan, banjir bandang, dan longsor di sejumlah kabupaten di sana.
Setidaknya, hingga 8 April, siklon atau angin puting beliung kencang itu secara tidak langsung menyebabkan 163 orang meninggal dan puluhan ribu rumah dan bangunan rusak berat. Jaringan listrik dan komunikasi terputus hingga saat ini.
![Atap SPBU roboh akibat badai Siklon tropis Seroja di Kota Kupang, NTT, Kamis (8/4/2021). [ANTARA FOTO/Kornelis Kaha]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/04/09/54489-pascabencana-siklon-tropis-seroja-di-kupang.jpg)
Walau Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia sudah mengenal siklon tropis dalam layanan peringatan dini berbasis prediksi setidaknya dalam 5-10 tahun terakhir, dalam sistem formal peringatan dini BMKG, siklon tropis belum mendapatkan porsi memadai.
Link website BMKG yang konsisten dan stabil terkait siklon tropis juga belum terlihat. Dalam database bencana Indonesia (DIBI), siklon tropis tidak dikenal. Semua database kerusakan akibat bencana siklon tropis tidak terindentifkasi.
Belum ada sistem peringatan dini yang efektif terkait siklon tropis di Indonesia.
Dampaknya, pemerintah daerah, masyarakat di pesisir dan media tidak memiliki informasi yang cukup memadai untuk mengetahui risiko datangnya siklon.
Pemerintah perlu segera memasukkan siklon tropis dalam kategori bencana dan memperbarui standar bangunan rumah dan bangunan yang tahan terhadap kecepatan angin siklon. Sistem peringatan dini juga sangat dibutuhkan masyarakat.
Karakter siklon tropis
Baca Juga: Menkominfo Kunjungi Flores Timur, Cek Jaringan Telekomunikasi Usai Bencana
Siklon tropis terbentuk dari segumpulan badai petir yang dapat berkembang di atas lautan tropis yang hangat. Dengan kondisi yang tepat, gugusan awan dan badai dapat berkembang menjadi siklon.
Manakala suhu lautan makin hangat, ia bertindak sebagai bahan bakarnya, menghasilkan energi dalam jumlah besar saat awan terbentuk.
![Prediksi posisi Siklon Tropis Seroja pada 6 April 2021. [BMKG]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/04/05/35209-siklon-tropis-seroja.jpg)
Salah satu ancaman utama dari siklon tropis adalah kecepatan aliran angin yang mengalir atau berputar.
Siklon Kategori 1, kecepatan aliran angin di mata siklonnya bisa melebihi 125 km per jam. Kekuatan ini, dengan diameter mata siklon mencapai 40 km, dengan gampang merobohkan sebagian besar pohon dan dapat mencelakai orang, menghancurkan rumah dan harta benda dalam skala besar.
Kerusakan lebih parah bisa terjadi jika kecepatan aliran angin masuk kategori 2 (antara 125-164 km per jam) dan kategori 3 (165-224 km per jam).
Selain kekuatan angin, siklon tropis akan datang dengan curah hujan ekstrem yang mengakibatkan banjir bandang dan longsor.