Suara.com - Kode QR saat ini telah digunakan dalam berbagai hal, mulai dari kemasan, membuka situs web, mengunduh aplikasi, hingga melakukan pembayaran.
Di balik teknologi yang mudah diakses dan praktis ini, pengguna harus waspada atas ancaman pelaku kejahatan siber yang meluncurkan berbagai skema berbasis QR.
Kode QR yang dibuat oleh pelaku kejahatan siber mungkin mengarah ke situs phishing yang terlihat seperti halaman login media sosial atau bank online.
Pakar Kaspersky menyarankan agar selalu memeriksa tautan sebelum mengkliknya.
Selain itu, pelaku sering menggunakan tautan pendek sehingga lebih sulit untuk membedakan mana yang palsu.
Skema serupa juga dapat mengelabui pengguna agar melakukan kesalahan dalam mengunduh aplikasi berisi malware tersembunyi.
![Malware di smartphone. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/02/16/40095-malware.jpg)
Malware tersebut dapat mencuri kata sandi, mengirim pesan berbahaya ke kontak.
Terdapat dua trik yang umum digunakan pelaku untuk membuat targetnya memindai kode QR.
Pelaku kejahatan siber dapat menempatkan kode QR dengan tautan di situs web, banner, email, dan iklan.
Baca Juga: Cara Membuat Kode QR di iPhone dan Android
Pelaku bahkan tak segan untuk menempatkan logo Google Play Store dan App Store di samping kode untuk menambah kredibilitas.