Dari total jumlah tersebut, ada ratusan asteroid berukuran terbesar dengan diameter 1 km.

Kemudian asteroid yang berukuran besar dengan diameter lebih dari 140 meter berjumlah sekitar 10.000-an.
"Jika asteroid yang besar ini jatuh ke bumi, terutama di laut, itu bisa menyebabkan tsunami. Sementara kalau jatuhnya ke tanah, itu bisa membentuk kawah," kata Thomas dalam webinar Asteroid Day 30 Juni, secara virtual, Rabu (30/6/2021).
Seiring perkembangan zaman dan teknologi, Thomas mengatakan, kemungkinan jatuhnya asteroid ke Bumi yang berdampak besar seperti Tunguska akan jarang terjadi.
Sebab, beberapa negara seperti Amerika Serikat dan China, telah memiliki peralatan yang bisa mengubah orbit asteroid dan mengubah lokasi jatuhnya ke daratan tak berpenghuni.
"Kemungkinan jatuhnya asteroid ke wilayah perkotaan sangat kecil. Asteroid yang masuk ke bumi itu tiap hari ada, ribuan ton. Tapi susah menembus lapisan ozon, terbakar duluan di sana," kata Thomas.
Sekalipun ada yang terdeteksi, tambahnya, sebuah rudal akan diarahkan ke asteroid tersebut dan mengubah lokasi jatuh ke wilayah tak berpenduduk.
![Asteroid Day 2021. [Screenshot/Dicky Prasatya]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/06/30/51219-asteroid-day.jpg)
"Di ruang antar planet, asteroid itu jumlahnya banyak sekali. Yang masuk ke Bumi itu ribuan ton tiap hari, dan mereka akan habis duluan di atmosfer. Semakin banyak umur tata surya, maka meteor jatuh yang ke Bumi akan semakin berkurang," jelasnya.
Baca Juga: Bolehkan Menyimpan Meteorit Jatuh ke Bumi untuk Koleksi Pribadi?