Dr Marchi menambahkan bahwa jumlah sebenarnya dari dampak bisa 10 kali lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya dalam periode antara 3,5 dan 2,5 miliar tahun yang lalu.
"Ini berarti bahwa pada periode awal itu, kita mungkin dihantam oleh tumbukan seukuran Chicxulub rata-rata setiap 15 juta tahun. Benar-benar sebuah tontonan," katanya.
Sebagaimana melansir laman The Sun, Minggu (11/7/2021), Dr Marchi mempresentasikan karyanya di konferensi geokimia Goldschmidt.

Dr Rosalie Tostevin, dari Universitas Cape Town yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan tentang temuan tersebut bahwa dampak besar ini tentu akan menyebabkan beberapa gangguan.
"Sayangnya, hanya sedikit batu dari masa lalu yang bertahan, jadi bukti langsung untuk dampak, dan konsekuensi ekologisnya, tidak merata. Model yang diajukan oleh Dr Marchi membantu kita untuk lebih memahami jumlah dan ukuran tabrakan di Bumi awal," pungkasnya.