"Perusahaan harus meninjau kembali kebijakan, hak akses, dan pengaturan keamanan para karyawannya untuk memblokir upaya perilaku kejahatan siber yang memasuki jaringan perusahaan melalui smartphone yang terinfeksi," kata Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky, dalam pernyataan melalui siaran pers.
![Ilustrasi serangan virus Trojan. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2016/11/09/o_1b145qick1lhmfepmss6bd1c5oa.jpg)
Lebih lanjut, Kaspersky menjelaskan ada tiga ancaman malware seluler yang paling umum di Asia Tenggara, yaitu Trojan, Trojan-Downloader, dan Trojan-Dropper.
Trojan merupakan program berbahaya yang melakukan aktivitas tidak diizinkan oleh pengguna, seperti menghapus, memblokir, mengubah atau menyalin data, hingga mengganggu kinerja jaringan.
Trojan-Downloader dapat mengunduh dan menginstal versi baru program berbahaya, termasuk Trojan dan AdWare di perangkat korban.
Sementara Trojan-Dropper adalah program yang dirancang untuk secara diam-diam menginstal program berbahaya.
Jenis program berbahaya ini biasanya menyimpan berbagai file ke drive korban dan meluncurkannya tanpa pemberitahuan apa pun.
Untuk menghindari ancaman seperti itu, Kaspersky menyarankan agar pengguna selalu melakukan langkah-langkah perlindungan data utama, termasuk mengaktifkan perlindungan kata sandi, mengenkripsi perangkat kerja, dan memastikan cadangan data.