Sehingga, durasi parsialitas Gerhana kali ini selama 3 jam 29 menit 2 detik. Sedangkan durasi penumbralitas gerhana selama 6 jam 5 menit 8 detik.
![Gerhana bulan sebagian terlihat dari kawasan Cinere, Depok, Jawa Barat, Rabu (17/7) dini hari. [Suara.com/Arief Hermawan P]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/07/17/41692-gerhana-bulan-sebagian.jpg)
3. 19 - 20 November – Fase Bulan Purnama dekat Simpul Menaik dan Gugus Pleiades
Simpul menaik adalah perpotongan antara orbit Bulan dengan ekliptika, yang mana Bulan bergerak menuju ke utara ekliptika.
Fenomena ini dapat disaksikan dari arah timur-timur laut hingga barat-barat laut ketika Bulan terbenam setelah Matahari terbit.
4. 20-21 November – Apoge Bulan
Apoge Bulan adalah konfigurasi ketika Bulan terletak paling jauh dengan Bumi.
Hal ini disebabkan oleh orbit Bulan yang berbentuk elips dengan Bumi terletak di salah satu titik fokus orbit tersebut.
Apoge Bulan kali ini terjadi 21 November 2021 pukul 08.57.28 WIB, 09.57.28 WITA atau 10.57.28 WIT.
5. 21 - 22 November – Puncak Hujan Meteor Alfa Monocerotid
Baca Juga: Gerhana Bulan Sebagian Terlama Abad Ini, Tontonan Spekatukuler November
Alfa Monocerotid adalah hujan meteor yang titik radian, atau titik asal munculnya meteor, berada di dekat bintang Alfa Monocerotis.
Hujan meteor ini aktif sejak 15 November hingga 25 November dan intensitas maksimumnya terjadi pada 22 November pukul 02.30 WIB, 03.30 WITA, atau 04.30 WIT.
![Hujan Meteor Alfa Monocerotid. [LAPAN]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/11/14/75995-hujan-meteor-alfa-monocerotid.jpg)
Alfa Monocerotid dapat disaksikan sejak pukul 21.30 waktu setempat pada 21 November hingga akhir fajar bahari atau 25 menit sebelum terbit Matahari pada 22 November.
Pastikan medan pandang bebas dari penghalang, polusi cahaya, dan awan saat mengamati hujan meteor ini.