Krisis BBM Jadi Peluang Emas Bangun Mobilitas Hijau di Perkotaan

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 22 Juni 2022 | 23:40 WIB
Krisis BBM Jadi Peluang Emas Bangun Mobilitas Hijau di Perkotaan
Presiden Joko Widodo (keempat kanan) didampingi sejumlah menteri kabinet kerja dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kedua kanan) mengayuh sepeda ontel ketika mengikuti kegiatan sepeda bersama dengan tema Bandung Lautan Sepeda di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (10/11/2018). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Perubahan paradigma

Upaya pembangunan transportasi umum juga harus dibarengi dengan perubahan paradigma tata ruang untuk jangka panjang.

Sebagian besar pembangunan kota-kota di Indonesia masih berorientasi ke kendaraan bermotor pribadi. Misalnya di Jakarta dan kota sekitarnya. Perumahan tapak dibangun di pinggir kota, sehingga para pekerja terpicu menggunakan mobil ataupun sepeda motor pribadinya menuju tempat mereka bekerja.

Pemerintah dapat melakukan perubahan paradigma yang bersifat jangka panjang demi menunjang mobilitas perkotaan yang bertumpu pada transportasi umum serta transportasi aktif (berjalan kaki ataupun bersepeda). Ini juga termasuk mengarusutamakan pembangunan pusat kota yang padat dan bertumbuh ke atas (memiliki bangunan dua lantai atau lebih) sehingga jarak perjalanan warga untuk memenuhi berbagai kebutuhan pribadinya menjadi lebih sedikit.

Dengan demikian, warga dapat mengurangi kebutuhan atas penggunaan kendaraan bermotor pribadi dalam bermobilitas.

Pemerintah dapat belajar dari kota Kopenhagen, Denmark. Krisis minyak tahun 1973 mengubah kiblat perencanaan pembangunan dan mobilitas kota dari berorientasi ke kendaraan bermotor pribadi menjadi ke arah sepeda dan transportasi umum. Perubahan kiblat ini berdampak pada tata ruang dan prioritas pembangunan. Kopenhagen memperluas pedestrian yang masif di jalan utama kota yang terlarang bagi kendaraan bermotor.

Otoritas setempat juga membangun infrastruktur yang layak bagi pesepeda. Didukung oleh tipologi kota Kopenhagen yang padat dan datar, perubahan yang dilakukan Kopenhagen berhasil meningkatkan jumlah pesepeda secara signifikan.

Dampak besar perubahan tersebut baru terasa dua dekade berikutnya. Kopenhagen selalu masuk ke dalam jajaran atas peringkat kota yang paling layak huni (livable) di dunia.

Sebagai dampak dari pandemi, banyak pula kota sedang merencanakan kota 15 menit. Dalam konsep ini, warga kota diharapkan dapat menjangkau tempat kerja, tempat tinggal, ataupun berbelanja dengan waktu 15 menit berjalan kaki ataupun bersepeda. Tujuannya untuk memangkas ketergantungan warga terhadap transportasi pribadi.

Baca Juga: Presiden Jokowi: Subsidi BBM Besar Sekali, Bisa Dipakai untuk Membangun IKN Nusanntara

Konsep ini dipopulerkan oleh Wali Kota Paris Anne Hidalgo dalam kampanye pemilihan walikota Paris tahun 2020.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI