Ia mengatakan melalui pilot project di Solo dan Bali itu, masyarakat penerima manfaat memberikan testimoni yang positif.
"Pilot project di Denpasar dan Solo menunjukkan hasil memuaskan, testimoni semua positif, semua mendukung. Testimoni menyebutkan konversi ini lebih mudah, murah, nyaman, dan keren," ungkap Doddy.
Terkait besaran daya listrik, menurut dia, masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan kemampuan daya listriknya saat menggunakan kompor induksi.
"Pelanggan tidak perlu khawatir listrik di rumah tidak cukup saat memasak dengan kompor induksi, karena khusus penerima manfaat diberikan jalur listrik khusus untuk memasak di dapur dengan daya 2.800 watt yang hanya dapat digunakan memasak dengan kompor induksi," jelas Doddy.
Sementara itu, Peneliti Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkuler Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) M Indra Al Irsyad menyebutkan negara lain telah terbiasa menggunakan kompor induksi.
Ia pun berharap penggunaan kompor induksi dapat diimplementasikan secara masif di Indonesia.
"Sebelumnya, telah dilakukan studi di 13 negara mengenai penggunaan kompor induksi dan hasilnya, responden sepakat memasak menjadi lebih hemat, lebih cepat, lebih bersih, dan lebih nyaman," ujar Indra.
Talkshow sebagai tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo terkait transisi energi tersebut dilakukan dengan mengundang antara lain camat, lurah, dan ibu rumah tangga sebagai sarana sosialisasi manfaat penggunaan kompor induksi sekaligus praktik memasak dengan kompor induksi.
Melalui kegiatan ini diharapkan meningkatkan kepedulian masyarakat terkait pentingnya konversi ke kompor induksi, meningkatkan pengalaman penggunaan kompor induksi untuk memasak sehari-sehari, mengenalkan keunggulan dan kelebihan memasak dengan kompor induksi, dan menjadikan kompor induksi sebagai gaya hidup baru masyarakat. [Antara]
Baca Juga: Pakai Kompor Induksi, Warga dan UMKM di Bali Mengaku Lebih Hemat dan Nyaman