Suara.com - Akun Twitter diduga milik Hacker Bjorka muncul usai akun yang digunakan sebelumnya di-Suspend. Melalui akun Twitter barunya, Bjorka dengan akun @bjorkanesian menyapa warganet.
"Hai lagi semua. apa kalian siap untuk hari ini?)" cuit akun Twitter Bjorka menggunakan bahasa Inggris yang dikutip Suara.com, Selasa (13/9/2022).
Selain itu, akun Bjorka juga menantang Pemerintah Indonesia untuk menggerebek dirinya,
"Saya menunggu dengan santai untuk digerebek pemerintah Indonesia)," ucap Bjorka.
Tak hanya itu, Bjorka juga menulis cuitan dan menggunggah salah satu pemberitaan media online yang berjudul " Jokowi Bentuk Tim Khusus Respons Serangan Bjorka".
Bahkan dalam unggahannya, Bjorka menawarkan bantuan kepada Pemerintah Indonesia.
"Apa kamu membutuhkan bantuan saya untuk menyelesaikan masalah ini pak?," katanya.
Seperti diketahui, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G.Plate menyebut data-data yang disebarkan oleh peretas Bjorka adalah data umum.
"Di rapat dibicarakan bahwa memang ada data-data yang beredar salah satunya oleh Bjorka, tapi data-data tersebut setelah ditelaah sementara adalah data-data yang bersifat umum. Bukan data-data spesifik dan bukan data-data ter-update," kata Menteri Plate di lingkungan Istana kepresidenan Jakarta, Senin (12/9/2022).
Baca Juga: Data Pribadinya Diobok-obok Hacker Bjorka, Puan Maharani: Audit Keamanan Siber Wajib Dilakukan
Jokowi Gelar Ratas Senin (12/9/2022)
Plate mengaku baru melakukan rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian, Senin (12/9/2022).
"Tim lintas kementerian lembaga dan BSSN, Kominfo, Polri dan BIN berkoordinasi untuk menelaah secara dalam," ungkap Plate.
Johnny G Plate mengatakan dirinya melakukan rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian, Senin (12/9/2022).
"Tim lintas kementerian lembaga dan BSSN, Kominfo, Polri dan BIN berkoordinasi untuk menelaah secara dalam," beber Johnny.
Pertemuan itu, lanjut Johnny, dilakukan untuk menelaah peristiwa ini. Selain itu, pihaknya juga membentuk tim khusus yang bernama "emergency response team" untuk menjaga tata kelola data yang baik di Indonesia.