Sejarah Nuklir Indonesia Beserta Lokasi Reaktor Atom

Dythia Novianty Suara.Com
Rabu, 14 September 2022 | 05:49 WIB
Sejarah Nuklir Indonesia Beserta Lokasi Reaktor Atom
Ilustrasi pembangkit nuklir.[unsplash]

Suara.com - Manfaat dari nuklir sudah banyak bisa dirasakan di berbagai bidang, salah satunya adalah tenaga nuklir itu sendiri.

Tenaga nuklir adalah tenaga dalam bentuk apapun yang dibebaskan dalam proses transformasi inti, termasuk tenaga yang berasal dari sumber radiasi pengion.

Dapat dikatakan, tenaga nuklir adalah tenaga yang berasal dari inti atom yang dapat menghasilkan tenaga yang sangat besar.

Awal perkembangan ketenaganukliran nasional sudah ada semenjak era presiden Soekarno di 1954.

Presiden Soekarno membentuk Panitia Negara, bertugas melakukan penyelidikan adanya kemungkinan sisa zat radioaktif di wilayah NKRI akibat uji coba persenjataan.

Panitia Negara inilah yang kemudian menjadi awal cikal bakal BATAN.

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir di Indonesia sendiri diawali dengan pembangunan beberapa pusat penelitian, serta pembangunan reaktor nuklir.

Hal ini bertujuan untuk riset penelitian yang akan digunakan sebagai upaya untuk penguasaan di bidang iptek nuklir.

Pada 1965 reaktor atom pertama diresmikan pengoperasian (Triga Mark II) di Bandung.
Indonesia hingga saat ini telah mengoperasikan tiga unit reaktor nuklir, untuk keperluan penelitian serta beberapa fasilitas nuklir yang meliputi fabrikasi elemen bakar.

Baca Juga: Semarak Perayaan Ulang Tahun ke 74 Korea Utara

Berikut tiga lokasi reaktor nuklir yang ada di Indonesia:

  1. Bandung, Jawa Barat. Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Bandung. (reaktor Triga Mark II. Diarsipkan 2007-12-31 di Wayback Machine.
  2. Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (Reaktor penelitian nuklir Kartini operasi sejak 1979).
  3. Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten. (reaktor penelitian nuklir MPR RSG-GA Siwabessy - diresmikan 1987).

Meski demikian rencana nuklir Indonesia sempat dikritik oleh Greenpeace dan sejumlah individu lainnya, seperti Gus Dur.

Pada Juni 2007, hampir 4.000 demonstran meminta pemerintah membatalkan rencana pembangunan reaktor nuklir di Muria, Jawa Tengah.

Mereka menolaknya karena bahaya limbah nuklir, dan lokasi Indonesia di Cincin Api Pasifik, dengan banyak aktivitas geologi, seperti gempa bumi dan letusan gunung.

Pada 2006, Indonesia menandatangani perjanjian dengan negara lain dalam hal nuklir, termasuk Korea Selatan, Rusia, Australia dan Amerika Serikat.

Uranium. (Sumber: Wikipedia)
Ilustrasi Uranium. (Wikipedia)

Australia tidak keberatan untuk mengirim uranium ke Indonesia dan terdapat kesepahaman dengan pihak Rusia, yang menawarkan untuk membangun reaktor nuklir di Gorontalo sebagai lokasi baru.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI