Pada saat ini, rotasi bumi membuat Jakarta menghadap optimal ke arah datangnya meteor, memaksimalkan jumlah hujan vertikal ke bawah, sehingga menghasilkan lintasan pendek yang mendekati titik pancaran.
Pada puncaknya, hujan diperkirakan akan menghasilkan tiga meteor per jam. Meteor η-Lyrid sendiri berasal dari komet C/1983 H1 (IRAS-Araki-Alcock).

4. Bulan purnama
Bulan akan mencapai fase penuh pada 23 Mei 2024. Bulan purnama Mei disebut juga sebagai Flower Moon.
Praktik penamaan ini ini telah dipopulerkan dalam beberapa dekade terakhir oleh Farmers' Almanac di Amerika Serikat. Nama-nama yang digunakan dalam almanak tersebut diklaim berasal dari suku asli Amerika.
Bulan purnama Mei diberi nama Flower Moon karena banyaknya bunga yang bermekaran selama bulan tersebut, menandakan datangnya musim semi.
Pada malam-malam setelah 23 Mei, Bulan akan terbit sekitar satu jam lebih lambat setiap harinya, dan menjadi menonjol di malam hari.
Pada saat mencapai fase penuh, Bulan akan terletak pada deklinasi 24°25'S di konstelasi Scorpius. Bulan akan berada pada jarak 390.000 km dari Bumi.
5. Konjungsi Bulan dan Saturnus
Baca Juga: Cara Reset Ulang HP Android, Lengkap Panduan dan Manfaat yang Didapatkan
Mei 2024 akan ditutup dengan fenomena konjungsi Bulan dan Saturnus. Pendekatan keduanya terjadi pada 31 Mei 2024.
Pasangan tersebut dapat diamati di langit pada pukul 00:31 WIB dengan ketinggian 71 derajat di atas ufuk timur sebelum menghilang dari pandangan saat fajar menyingsing sekitar pukul 05:24 WIB.
Bulan akan berada pada mag -11.8, dan Saturnus pada mag 0.9, keduanya berada di konstelasi Aquarius.
Untuk bisa melihat cincin Saturnus dengan jelas, maka pengamat membutuhkan teropong bintang dengan lokasi yang minim cahaya.
Itulah beberapa fenomena langit yang akan terjadi sepanjang Mei 2024.