Temuan penting data yang diklaim diretas oleh grup Bashe ternyata identik dengan dokumen yang sudah diunggah di Scribd pada September 2020.
Akun FalconFeeds.io, yang pertama kali menyebarkan informasi serangan, telah mengklarifikasi bahwa laporan tersebut tidak valid.
Tidak ada gangguan operasional pada layanan perbankan dan mobile banking BRI, berbeda dengan kasus ransomware di Bank Syariah Indonesia sebelumnya.
Pratama juga menyimpulkan bahwa ini adalah upaya peretas untuk memeras BRI dengan klaim palsu.
3. Analisis Teguh Aprianto, Pendiri Ethical Hacker Indonesia
Teguh Aprianto menyebut isu ransomware terhadap BRI sebagai "lelucon."
Bukti yang diajukan Bashe berupa satu file Excel dengan 100 baris data ternyata berasal dari dokumen lama di Scribd dan PDFCoffee.
Teguh menilai klaim tersebut menunjukkan ketidakseriusan grup peretas.
4. Tidak Ada Bukti Kebocoran atau Serangan Siber
Baca Juga: Sebelum Hoax Ransomware BRI, Mr Bert Juga Keliru Soal Data INAFIS
Laporan investigasi menunjukkan tidak ada bukti kuat yang mendukung klaim bahwa BRI menjadi korban ransomware. Pemerintah dan pakar siber sepakat bahwa isu ini hanyalah kabar bohong yang menyebar di media sosial.