Riset Samsung: Anak Muda Indonesia Mulai Gunakan AI untuk Belajar

Dicky Prastya Suara.Com
Jum'at, 18 April 2025 | 18:58 WIB
Riset Samsung: Anak Muda Indonesia Mulai Gunakan AI untuk Belajar
Ilustrasi AI dan otak manusia. [Ist]

Suara.com - Samsung Electronics meluncurkan hasil riset terbaru soal perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di kalangan anak muda Asia Tenggara, tak terkecuali Indonesia.

President and CEO of Southeast Asia and Oceania for Samsung Electronics, CU Kim mengatakan kalau riset ini bertajuk Samsung Youth 2024 yang melibatkan 884 responden di Indonesia, Malaysia, Filipina, serta Singapura dan Thailand. Survei ini dilakukan sejak Agustus hingga Oktober 2024.

Dalam temuannya, survei menunjukkan bahwa hampir 9 dari 10 anak muda sudah menggunakan AI dalam rutinitas sehari-hari mereka. Adapun platform utama yang mereka gunakan untuk mengakses layanan AI yakni lewat perangkat seluler.

Menurutnya, hal ini menyoroti peran dan potensi perangkat seluler dalam memberdayakan anak muda di Asia Tenggara saat ini dan di masa mendatang.

"Dalam temuan survei ini, menunjukkan bahwa anak muda di Asia Tenggara merupakan pengguna AI tertinggi dan percaya pada potensinya untuk membentuk karier masa depan mereka atau untuk mendorong kebaikan sosial," katanya dalam siaran pers, Jumat (18/4/2025).

Anak Indonesia pakai AI untuk belajar

Berdasarkan temuan survei, AI bukan lagi sebuah konsep masa depan bagi anak muda di Asia Tenggara, yang mana AI merupakan realitas masa kini yang memberdayakan mereka untuk berkembang dalam semua aspek kehidupan mereka.

Sebanyak 9 dari 10 pemuda telah memasukkan perangkat dan layanan AI ke dalam rutinitas harian mereka, menggunakannya untuk belajar, berkreasi, tetap mendapatkan informasi, dan mendorong perubahan positif di komunitas mereka.

Secara khusus, tiga penggunaan AI harian teratas adalah untuk belajar (78 persen), kreativitas (56 persen), dan untuk mendapatkan informasi (38 persen).

Baca Juga: Alibaba Cloud Perkenalkan Model AI Canggih, Saas dan Infrastruktur Terbaru

Sementara untuk responden Indonesia memiliki sedikit perbedaan yaitu 73 persen untuk belajar, 56 persen untuk kreativitas, dan 32 persen untuk mendapatkan informasi.

Perangkat seluler menjadi faktor utama dalam meningkatkan penggunaan AI di kalangan anak muda Asia Tenggara dengan persentase 60 persen. Sedangkan khusus Indonesia, 78 persen responden remaja lebih memilih perangkat seluler sebagai sarana utama untuk mengakses teknologi berbasis AI.

"Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut, karena semakin banyak anak muda yang mengharapkan perangkat seluler menjadi modal utama akses mereka ke AI di masa mendatang," lanjut Kim.

Dampak AI ke pekerjaan

Temuan lainnya, sebanyak 65 persen anak muda di Asia Tenggara percaya bahwa AI akan menciptakan peluang kerja baru. Angka ini bahkan lebih tinggi di Indonesia, dengan persentase 72 persen.

Di sisi lain, 81 persen anak muda Asia Tenggara, dan 65 persen di Indonesia, juga menyadari bahwa kehadiran AI kemungkinan akan menyebabkan hilangnya beberapa jenis pekerjaan.

"Kesadaran ini menunjukkan bahwa meskipun optimis, anak muda tetap realistis dan terdorong untuk membekali diri dengan keterampilan yang sesuai untuk menghadapi perubahan dunia kerja," papar Kim.

Dari sana, 70 persen anak muda mengaku berminat untuk meningkatkan kemampuan mereka serta mempelajari lebih lanjut soal teknologi AI.

Selain itu, lebih dari separuh responden di Asia Tenggara, termasuk 65 persen anak muda Indonesia, juga merasa bahwa AI berpotensi mengubah bidang pekerjaan mereka secara signifikan di masa depan.

Tren AI menyebar dari media sosial

77 persen responden menyebutkan platform media sosial menjadi faktor pendorong utama mereka mengetahui AI. Di Indonesia angka ini lebih tinggi, dengan 82 persen anak muda yang merasa bahwa media sosial mempengaruhi cara mereka melihat dan menggunakan teknologi AI.

Media sosial itu diikuti oleh perusahaan dan layanan teknologi dengan persentase 73 persen, lalu teman dan saudara dengan 57 persen.

Dengan demikian, ucap Kim, membangun masa depan AI yang bertanggung jawab bagi anak muda saat ini memerlukan tindakan kolaboratif di antara berbagai kelompok, serta menciptakan lingkungan yang aman bagi anak muda untuk belajar dan berkembang.

"Samsung berkomitmen untuk membantu anak muda dalam membuka kemungkinan baru, memperkuat kreativitas mereka, dan mendorong perubahan positif di komunitas mereka," pungkasnya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI