Negara-negara lain seperti Malaysia (47 persen), Vietnam (25 persen), Thailand (20 persen), dan Filipina (16 persen) juga mengalami kenaikan signifikan dalam serangan serupa, meskipun Indonesia mencatat sedikit penurunan sebesar 3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
![Ilustrasi serangan siber, Jumat (2/5/2025). [Pexels]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/02/97841-ilustrasi-serangan-siber.jpg)
Ancaman malware yang memanfaatkan drive USB dan media yang dapat dilepas menunjukkan kompleksitas dan tingkat kecanggihan yang semakin tinggi.
Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky untuk kawasan Asia Tenggara, menegaskan pentingnya kewaspadaan bagi organisasi dan bisnis di wilayah ini.
"Dengan meningkatnya insiden serangan siber yang memanfaatkan perangkat offline, organisasi harus tetap proaktif dalam menghadapi ancaman ini," katanya dalam keterangan resminya, Jumat (2/5/2025).
"Setiap perusahaan agar memahami risiko-risiko yang ada dan menerapkan langkah-langkah pertahanan yang lebih kuat untuk melindungi data dan informasi penting dari ancaman yang semakin berkembang ini," tutup dia.