Riset PwC Bantah Badai PHK karena AI, Justru Buka Peluang Kerja Baru dan Naik Gaji

Dicky Prastya Suara.Com
Kamis, 26 Juni 2025 | 18:04 WIB
Riset PwC Bantah Badai PHK karena AI, Justru Buka Peluang Kerja Baru dan Naik Gaji
ilustrasi kerja di era digital (pixabay/fancycrave1)

Suara.com - Riset dari PwC 2025 Global AI Jobs Barometer mengungkapkan kalau teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) membuat para pekerja lebih bernilai, produktif, dan mampu mendapatkan kenaikan gaji lebih tinggi.

Tak hanya itu, laporan yang didasarkan pada analisis hampir 1 miliar iklan lowongan kerja dari enam benua ini menjelaskan kalau AI membuat jumlah pekerjaan terus meningkat, bahkan di bidang yang dianggap paling mudah diotomatisasi.

"Bertentangan dengan beberapa proyeksi, data dalam laporan tidak menunjukkan adanya penurunan jumlah pekerjaan atau gaji secara global akibat AI," kata Chief Digital and Technology Officer PwC Indonesia, Subianto, dikutip dari siaran pers, Kamis (26/6/2025).

Ia menerangkan, sejak berkembangnya AI generatif atau Gen AI di tahun 2022, produktivitas hampir meningkat empat kali lipat di industri yang paling terdampak seperti jasa keuangan dan penerbitan software. Dari sebelumnya 7 persen selama pada periode tahun 2018-2022, kini menjadi 27 persen pada periode 2018-2024.

Sebaliknya, pertumbuhan produktivitas di industri yang paling sedikit terdampak oleh AI seperti pertambangan dan perhotelan, justru menurun dari 10 persen menjadi 9 persen dalam periode yang sama.

AI justru tambah lowongan kerja

Meski pekerjaan yang kurang terdampak AI mengalami pertumbuhan tinggi (65 persen) dalam beberapa tahun terakhir (2019-2024), Subianto mengatakan pertumbuhan tetap kuat pada pekerjaan yang lebih terdampak oleh AI dengan persentase 38 persen.

Ia membagi kelompok pekerjaan yang terdampak AI. Pertama yakni pekerjaan yang diotomatisasi langsung oleh AI, dan kedua adalah pekerjaan yang ditingkatkan oleh manusia berkat AI.

Di antara kedua jenis ini, jumlah pekerjaan terus meningkat di semua  industri yang dianalisis, meskipun pekerjaan yang ditingkatkan oleh AI tumbuh lebih cepat.

Baca Juga: Cara Menggunakan Gemini CLI, Solusi Buat Konten dan Deteksi Error

“Laporan ini menunjukkan bahwa sektor Teknologi Informasi dan  Komunikasi (TIK) memimpin dalam adopsi AI, permintaan keterampilan AI, dan pertumbuhan produktivitas. Meskipun jumlah pekerjaan secara keseluruhan menurun, peran yang melibatkan AI terus tumbuh dan menawarkan gaji yang lebih tinggi," beber dia.

AI bikin karyawan naik gaji

Subianto melanjutkan, secara global AI bikin para karyawan mendapatkan gaji dua kali lebih cepat di industri yang lebih terdampak AI dibandingkan yang kurang terdampak, baik pada pekerjaan yang dapat diotomatisasi maupun yang ditingkatkan oleh  AI.

Menurut dia, pekerjaan yang membutuhkan keterampilan AI juga menawarkan gaji lebih tinggi dibandingkan peran serupa yang tidak memerlukan keterampilan AI.

Tercatat rata-rata premi gaji mencapai 56 persen, naik dari 25 persen di tahun lalu. Pekerjaan yang membutuhkan keterampilan AI juga tumbuh  lebih cepat dibandingkan pekerjaan lainnya, meningkat 7,5 persen dari tahun lalu, meskipun jumlah total lowongan kerja turun 11,3 persen.

Karyawan perempuan ikut terdampak AI

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI