Mufti pun membandingkan kebijakan operator seluler di negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Jika nomornya tidak aktif, perusahaan di sana justru memberikan info dulu ke penggunanya.
"Kami coba lihat benchmark di Malaysia, enggak usah jauh-jauh di Malaysia dan di Singapura. Ketika nomornya habis, kemudian dia (pengguna) tidak bisa bayar, ketika mau dinonaktifkan, jangankan dijual lagi, dinonaktifkan saja itu ditelepon dulu. Dikabari dulu si pemiliknya melalui nomor yang lain," beber Mufti Anam.
"Nah tapi di Telkomsel ini tidak terjadi. Ketika nomornya tidak aktif, dia tidak baya, maka langsung tiba-tiba dijual kepada pihak lain yang kalau nomornya cantik dijual ratusan juta," tandasnya.