Xi Jinping Akui Cemas Jika China Kebanyakan Investasi ke AI dan Mobil Listrik

Dicky Prastya Suara.Com
Senin, 21 Juli 2025 | 22:14 WIB
Xi Jinping Akui Cemas Jika China Kebanyakan Investasi ke AI dan Mobil Listrik
Presiden China Xi Jinping (Instagram)

Suara.com - Presiden China Xi Jinping blak-blakan mengkritik negaranya sendiri soal kebijakan investasi di industri teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) hingga mobil listrik (electric vehicle atau EV).

Kekhawatiran ini muncul setelah terjadinya deflasi hingga memanasnya perang dagang China dengan Amerika Serikat lewat Presiden AS Donald Trump. Tiongkok sendiri memang gencar memajukan industri teknologi untuk tetap kompetitif.

Tampaknya Xi Jinping menilai kalau strategi itu tidak tepat. Ia pun memperingatkan negaranya soal banyaknya investasi di sektor tersebut.

"Kalau bicara proyek, ada beberapa hal, kecerdasan buatan, daya komputasi, dan kendaraan energi bari. Apakah semua provinsi di negara ini harus mengembangkan industri ke arah ini," ungkap Xi Jinping dalam People's Daily, media milik Partai Komunis Tiongkok, dikutip dari Engadget, Senin (21/7/2025).

Xi Jinping juga mengkritik para pejabat yang buru-buru mendorong pembangunan, namun tidak mau menanggung akibatnya.

"Kita seharusnya tidak hanya berfokus pada seberapa besar PDB telah tumbuh dan berapa banyak proyek besar yang dibangun, tetapi juga pada seberapa besar utang yang harus dibayar," ujar Xi.

Ia memperingatkan para bawahannya untuk tidak membiarkan generasi selanjutnya menanggung dampak tersebut.

"Kita seharusnya tidak membiarkan sebagian orang menyalahkan dan menyerahkan masalah kepada generasi mendatang," timpal dia.

Namun untuk saat ini, belum ada indikasi bahwa Tiongkok mengalihkan fokusnya dari sektor-sektor yang secara langsung dirujuk Xi. Minggu ini, NVIDIA telah diberikan izin oleh Pemerintah AS untuk melanjutkan penjualan chip AI buatannya ke Tiongkok.

Baca Juga: Pengembangan Mobil Listrik Jadi Ancaman Hilangnya Lapangan Kerja, Ini Bidang yang Terdampak...

Sebab beberapa waktu lalu Pemerintah AS memblokir penjualan GPU AI H20 ke China karena dianggap bisa membantu militer negara tersebut. Akibatnya, Nvidia memiliki pesanan senilai 8 miliar Dolar AS atau setara Rp 130 triliun yang belum dikirim ke Tiongkok.

China sendiri adalah pemimpin global dalam industri kendaraan listrik. Mereka dianggap bersaing dengan AS dalam perlombaan robotaxi.

Minggu ini Uber bermitra dengan Baidu untuk membawa kendaraan otonom Apollo Go milik perusahaan China itu ke jaringan Uber di daratan China dan pasar non-AS lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI