China Larang Perusahaan Beli Chip AI NVIDIA: Saham Anjlok, Jensen Huang Kecewa

Kamis, 18 September 2025 | 19:22 WIB
China Larang Perusahaan Beli Chip AI NVIDIA: Saham Anjlok, Jensen Huang Kecewa
Ilustrasi chip. [Bru-nO/Pixabay]
Baca 10 detik
  • China melarang perusahaan lokal membeli chip AI terbaru NVIDIA.
  • Saham NVIDIA turun, CEO Jensen Huang kecewa dengan kebijakan ini.
  • China yakin chip lokal seperti Huawei dan Baidu mampu saingi NVIDIA.

Suara.com - Pemerintah China baru-baru mengeluarkan kebijakan yang membuat perang teknologi semakin memanas. Regulator China dilaporkan melarang perusahaan teknologi domestik untuk membeli chip AI (kecerdasan buatan) teranyar dari NVIDIA.

Tak berselang lama dari pengumuman tersebut, saham NVIDIA langsung anjlok. Pantauan pada Kamis (18/092/2025), saham NVIDIA mengalami penurunan 2,62 persen ke angka 170,29 dolar AS.

CEO NVIDIA Jensen Huang mengaku kecewa dengan kebijakan tersebut. Tak hanya itu, ia mengungkap bila mereka sebenarnya dapat berkontribusi besar ke pasar China.

Sebagai catatan, Jensen Huang merupakan salah orang terkaya di dunia pada industri teknologi. Berdasarkan data Bloomberg Billionaire Index, Jensen Huang menempati posisi nomor 11 orang terkaya dengan total harga 148 miliar dolar AS atau Rp 2.451 triliun per September 2025.

Pemerintah China resmi melarang perusahaan teknologi raksasa seperti ByteDance dan Alibaba untuk membeli chip AI terbaru dari NVIDIA yang dirancang khusus untuk pasar mereka.

Langkah ini menandai eskalasi signifikan dalam perang teknologi antara AS dan China. Larangan tersebut dianggap lebih keras daripada "pedoman" sebelumnya yang dikeluarkan untuk chip AI NVIDIA H20.

Hal ini juga didasari keyakinan regulator China bahwa chip AI buatan lokal, seperti dari Huawei dan Baidu, kini memiliki performa yang sebanding atau bahkan melampaui produk NVIDIA yang dijual di negara tersebut.

Logo NVIDIA. (ist)
Logo NVIDIA. (ist)

Situasi tersebut jelas menjadi pukulan telak bagi NVIDIA. Mereka padahal sebelum ini berusaha mematuhi aturan ekspor AS dengan merilis chip yang lebih rendah performanya untuk pasar China.

CEO NVIDIA, Jensen Huang, angkat bicara mengenai larangan ini. Dalam sebuah konferensi pers, Huang mengaku kecewa.

Baca Juga: Microsoft Kini Jadi Perusahaan Rp 65 Ribu Triliun, Ikuti Jejak Nvidia

"Kami mungkin berkontribusi lebih besar ke pasar China daripada kebanyakan negara. Dan saya kecewa dengan apa yang saya lihat. Tapi mereka punya agenda yang lebih besar untuk diselesaikan antara China dan Amerika Serikat, dan saya memahaminya," ungkap Jensen Huang dikutip dari Financial Times dan Engadget.

Huang turut menyiratkan pesan bila mereka segera mengincar pasar lain untuk menutup kerugian atas kehilangan pasar di China.

"Ada banyak tempat yang tidak bisa kami kunjungi, dan itu tidak masalah," katanya. Ia juga telah mengarahkan analis keuangan untuk tidak lagi memasukkan China dalam proyeksi pendapatan perusahaan, sebuah sinyal bahwa NVIDIA bersiap untuk kehilangan akses ke salah satu pasar terbesar.

Konflik ini lebih dari sekadar persaingan bisnis; itu adalah pertarungan strategis untuk supremasi teknologi masa depan. Dengan China yang semakin percaya diri pada kemampuan industrinya sendiri, dominasi NVIDIA di pasar chip AI global kini menghadapi tantangan terberatnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI