-
NVIDIA investasi Rp83,1 triliun ke Intel, saham Intel melonjak hampir 23 persen.
-
Kolaborasi fokus kembangkan CPU x86 dan chip AI gabungan NVIDIA–Intel.
-
Aliansi strategis perkuat posisi global, tekan pesaing seperti AMD.
Suara.com - NVIDIA mengumumkan pada Kamis (18/09/2025) bahwa mereka akan membeli saham serta berinvestasi ke Intel senilai 5 miliar dolar AS atau Rp 83,1 triliun (kurs Rp 16.614). Selang sehari, harga saham Intel langsung meroket hampir 23 persen.
Pantauan pada Jumat (19/09/2025) harga saham Intel sekarang mencapai 30,57 dolar AS.
Angka tersebut melonjak dari 24-25 dolar AS sebelumnya. Dalam setahun terakhir, Intel diketahui 'berdarah-darah' dengan kisaran harga saham 19-23 dolar AS.
Kerja sama NVIDIA dan Intel menguntungkan kedua belah pihak. Saham NVIDIA diketahui sempat anjlok setelah pemerintah China melarang perusahaan domestik membeli chip AI dari mereka.
Usai pengumuman kerja sama dengan Intel, saham NVIDIA langsung pulih. Kedua perusahaan bakal memulai kemitraan untuk mengembangkan chip bersama untuk PC, pusat data, serta kecerdasan buatan (AI).

Intel cukup diuntungkan dengan peningkatan nilai pasar sahamnya menjadi 143 miliar dolar AS.
Sahamnya kini telah naik sekitar 52 persen tahun ini. NVIDIA, yang valuasinya lebih dari 4,2 triliun dolar AS, naik 3,5 persen.
Mengutip Decrypt dan Guardian, kemitraan strategis ini bukan sekadar transaksi bisnis, melainkan sebuah langkah besar yang berpotensi mengubah peta persaingan industri semikonduktor global.
Sesuai kesepakatan, Intel akan mengembangkan CPU x86 khusus yang dioptimalkan sepenuhnya untuk platform AI milik NVIDIA. Kolaborasi tersebut diharapkan mampu memecahkan hambatan komunikasi antara CPU dan GPU.
Baca Juga: Microsoft Kini Jadi Perusahaan Rp 65 Ribu Triliun, Ikuti Jejak Nvidia
CEO NVIDIA, Jensen Huang, menyatakan, "Kolaborasi bersejarah ini memadukan erat AI NVIDIA dan tumpukan komputasi terakselerasi dengan CPU Intel dan ekosistem x86 yang luas — sebuah perpaduan dua platform kelas dunia."
Bagi pengguna PC, ini berarti Intel akan membangun desain system-on-a-chip yang mengintegrasikan teknologi grafis RTX canggih dari NVIDIA.
Di sisi lain, bagi Intel, yang sempat mengalami kerugian miliaran dolar, kemitraan adalah sebuah penyelamat. Ini adalah kesempatan emas untuk kembali relevan di era AI dengan menunggangi dominasi NVIDIA.
Namun, aliansi tersebut bersifat simbiosis mutualisme. NVIDIA juga diuntungkan dengan mendapatkan akses lebih luas ke arsitektur x86 Intel yang masih mendominasi sebagian besar sistem komputasi di dunia.
Langkah ini terjadi hanya beberapa minggu setelah pemerintah AS juga mengambil saham signifikan di Intel, menunjukkan pentingnya posisi strategis perusahaan.
Analis teknologi Dan Ives dari Wedbush Securities bahkan menyambutnya dengan antusias, "Buka sampanyenya... Ini membawa Intel ke dalam dunia AI."