Politisi PSI Yakin Gibran Adalah 'Jokowi 2.0', Tak Diasingkan di Papua

Kamis, 06 November 2025 | 18:14 WIB
Politisi PSI Yakin Gibran Adalah 'Jokowi 2.0', Tak Diasingkan di Papua
Ilustrasi PSI dan Wapres RI Gibran. (Kolase Instagram Kaesang, HO-Sekretariat Wakil Presiden)
Baca 10 detik
  • PSI membantah tuduhan Gibran “diasingkan” dan menilai narasi itu berasal dari lawan politik.

  • Politisi PSI menyebut Gibran sebagai penerus Jokowi atau “Jokowi 2.0”.

  • Gibran menegaskan Papua bukan tempat pengasingan melainkan wilayah yang perlu perhatian khusus.

Suara.com - Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka diketahui mendapat tugas dari Presiden Prabowo untuk berkantor di Papua. Politisi PSI dan Gibran kompak membantah 'isu pengasingan' yang beredar di media sosial.

Gibran mengungkap bahwa Papua bukan tempat pengasingan, sementara politisi PSI menjelaskan bila Gibran seperti penerus Jokowi alias 'Jokowi 2.0'.

Sebagai informasi, Wapres RI Gibran bertemu dengan tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, dan jajaran pemerintah daerah se-Papua Barat, di Ruang Rapat Mansinam Swiss Belhotel Manokwari, Papua Barat pada Selasa (04/11/2025).

Ketua Biro Ideologi & Kaderisasi DPW PSI Bali, Dedy Nur Palakka (@DedynurPalakka) mengungkap bahwa Gibran sedang mendapat tuduhan politik yaitu berupa 'pengasingan'.

Menurut politisi PSI, narasi 'Gibran Diasingkan' berasal dari lawan politik yang mencoba menghambat sang wapres.

Wapres Gibran memimpin rapat saat berkunjung di Papua Barat pada 4 November 2025. (wapresri.go.id)
Wapres Gibran memimpin rapat saat berkunjung di Papua Barat pada 4 November 2025. (wapresri.go.id)

Postingan yang diunggah oleh akun @DedynurPalakka viral di X usai melakukan pembelaan terhadap Gibran.

Unggahan tersebut viral setelah memperoleh ratusan retweet dan memancing ribuan komentar dari netizen.

Politisi PSI menilai bahwa gaya komunikasi Gibran memang tidak banyak bicara serta mirip Jokowi.

"Sebenarnya, ada ketakutan politik yang cukup beralasan dari lawan politik itulah mengapa Gibran Rakabuming Raka terus diremehkan atau bahkan direndahkan martabatnya sebagai manusia. Sebab, sosok Gibran telah menjelma menjadi 'Jokowi 2.0' — dengan energi individual yang kuat dan gaya komunikasi yang tidak banyak bicara," tulis @DedynurPalakka pada Rabu (05/11/2025).

Baca Juga: 5 Fakta Misteri Hilangnya Bilqis, Diduga Diculik saat Sang Ayah Bermain Tenis

Ia juga membicarakan narasi 'diasingkan' yang dinilai berawal dari lawan politik Jokowi.

"Tuduhan politik bahwa Gibran sedang “diasingkan” hanyalah bentuk kebingungan dari para lawan yang mungkin menyadari bahwa ambisi politik mereka di masa depan bisa terhambat jika sosok ini terus menjadi bahan pembicaraan di hampir semua lapisan masyarakat. Pada akhirnya, mari bersaing secara terbuka dan elegan. Ajarkan kepada rakyat Indonesia bagaimana cara berpolitik dengan terhormat," pungkas politisi PSI.

Di sisi lain, Gibran turut buka suara terkait tuduhan bahwa ia diasingkan sehingga harus bertugas ke Papua.

"Saya tekankan juga, Papua itu bukan tempat pengasingan atau pembuangan. Bapak, ibu mungkin sudah sering baca berita tentang saya. 'Oh Gibran diasingkan di Papua. Tidak, itu tidak benar. Papua itu bagian dari NKRI, dan harus kita berikan perhatian khusus," kata Wapres Gibran pada Selasa (04/11/2025) dikutip dari Antara.

Postingan viral tentang isu Gibran diasingkan menuai beragam komentar dari netizen.

"Gaya komunikasi yang tidak banyak bicara. Ya karena emang nggak tahu apa-apa Dedy bodoh. Sekalinya bicara cuma bisa ngomong AI," tulis @K**a*r1.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI