Apple Akhirnya Nyerah, Pilih Bayar Google Rp 16 Triliun per Tahun

Dicky Prastya Suara.Com
Minggu, 09 November 2025 | 17:29 WIB
Apple Akhirnya Nyerah, Pilih Bayar Google Rp 16 Triliun per Tahun
Ilustrasi Apple iPhone. Foto: Calon pembeli melihat iPhone 17 Series di Mall Grand Indonesia, Jakarta, Jumat (17/10/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • Apple memilih menggandeng Google dan membayar Rp 16 triliun per tahun untuk integrasi Gemini ke Siri.
  • Siri versi baru akan hadir di iOS 26.4 dengan kemampuan AI yang jauh lebih canggih dan tetap menjaga privasi pengguna.
  • Kolaborasi ini menandai pergeseran strategi Apple dalam AI, dari pengembangan internal ke kemitraan selektif demi tetap kompetitif.

Suara.com - Setelah sekian lama mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI), Apple akhirnya lebih memilih menggandeng Google.

Kerja sama dua raksasa teknologi ini akan berujung terintegrasinya Gemini milik Google ke Siri buatan Apple. Bahkan nilai kolaborasi ini dikabarkan mencapai 1 miliar Dolar AS atau sekitar Rp 16 triliun per tahun.

Dengan nilai itu, Apple bakal meluncurkan Siri yang didukung Gemini Google pada tahun 2026 lewat iOS 26.4, seperti dilansir dari Gizmochina, Minggu (9/11/2025).

Saat ini, asisten pintar Siri beroperasi pada AI cloud internal Apple dengan sekitar 150 miliar parameter. Lewat perjanjian baru, Siri akan memanfaatkan model Gemini Google yang memiliki 1,2 triliun parameter, hampir delapan kali lebih canggih.

Peningkatan ini akan memungkinkan Siri untuk lebih memahami perintah kompleks, meringkas informasi, dan merencanakan tugas-tugas multi-langkah.

Secara internal, perombakan Siri dikenal sebagai "Linwood" sementara proyek AI yang lebih besar disebut "Glenwood". Upaya ini dipimpin oleh eksekutif Apple Craig Federighi dan Mike Rockwell, pencipta headset Apple Vision Pro.

Meskipun memanfaatkan AI Google, Apple disebut bakal mempertahankan kontrol privasi yang ketat. Gemini akan beroperasi di server Private Cloud Compute (PCC) Apple, memastikan data pengguna tetap terisolasi dari infrastruktur Google.

Semua pemrosesan akan bersifat sementara, tanpa data yang disimpan di antara sesi, memperkuat citra Apple yang mengutamakan privasi.

Namun opsi ini menandakan kalau Apple harus memperluas perangkat keras cloud-nya untuk menangani ukuran Gemini yang sangat besar, di mana berpotensi meningkatkan biaya dan beban sistem.

Baca Juga: Sword of Justice Resmi Rilis ke Indonesia, Game MMORPG Berpadu AI

Apple akhirnya pilih Google

Sebelum itu, Apple dilaporkan menguji beberapa model AI yang mencakup GPT buatan OpenAI serta Claude dari Anthropic. Namun mereka akhirnya memilih Gemini karena pemahaman kontekstual, skalabilitas, dan fleksibilitas integrasinya.

Meskipun kesepakatan ini memberikan peningkatan AI yang signifikan bagi Apple, kolaborasi itu dianggap sebagai sementara hingga Apple menyelesaikan model AI-nya sendiri yang memiliki 1 triliun parameter.

Berbeda di China yang mana layanan Google dilarang, Apple berencana untuk mengandalkan model internal dan mitra lokal seperti Alibaba untuk kepatuhan regulasi.

Kolaborasi ini menandai pergeseran strategi Apple, dari membangun segalanya secara internal menjadi bermitra secara selektif dengan para pemimpin industri.

Meskipun kemitraan ini tidak akan diumumkan secara publik seperti kesepakatan Safari-Google Search, hal ini menyoroti bagaimana Apple beradaptasi agar tetap kompetitif dalam AI generatif.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI