Tiga Tahun ChatGPT: Mengubah Cara Orang Mencari Informasi di Internet

Kamis, 27 November 2025 | 07:00 WIB
Tiga Tahun ChatGPT: Mengubah Cara Orang Mencari Informasi di Internet
Ilustrasi menggunakan AI ChatGPT (Pexels)

Suara.com - Tiga tahun sejak diluncurkan pada akhir 2022, ChatGPT telah membawa perubahan besar dalam kebiasaan masyarakat mencari informasi.

Bila dulu orang mengandalkan Google, YouTube, atau asisten suara seperti Alexa untuk menjawab pertanyaan sehari-hari, kini jutaan pengguna memilih membuka chatbot buatan OpenAI itu dan langsung bertanya.

Pergeseran sederhana inilah yang oleh para peneliti disebut sebagai “The ChatGPT Effect”—perubahan mendasar dalam cara orang menemukan jawaban di dunia digital.

Deborah Lee, seorang profesor sekaligus direktur riset strategi AI di Mississippi State University Libraries, melalui tulisannya dalam The Conversation (25/11/2025), menjelaskan bahwa ChatGPT telah menjadi “pintu depan” baru untuk mencari informasi. Tidak menggantikan mesin pencari sepenuhnya, tetapi mengubah alat mana yang dipilih pengguna untuk memulai pencarian.

Sejak rilis pada 30 November 2022, ChatGPT berkembang cepat. Hanya dalam hitungan bulan, chatbot ini meraih lebih dari 100 juta pengguna mingguan, dan pada akhir 2025 angkanya melonjak hingga 800 juta. Hal ini menjadikannya salah satu teknologi konsumen paling banyak digunakan sepanjang masa.

Survei Pew Research Center pada 2025 menunjukkan sekitar 34 persen orang dewasa di AS telah mencoba ChatGPT, dua kali lipat dari 2023. Di kelompok usia di bawah 30 tahun, jumlahnya bahkan mencapai 58 persen.

Popularitas ini tidak hanya karena rasa penasaran. Survei AP-NORC menunjukkan bahwa enam dari sepuluh pengguna AI memakainya untuk mencari informasi, dan untuk usia muda angkanya menembus 74 persen.

Saat ingin memahami istilah ekonomi, menyiapkan email sopan, atau minta penjelasan ringkas soal kebijakan baru, banyak pengguna kini menganggap chatbot lebih cepat dan lebih jelas daripada daftar tautan dari Google. Perubahan perilaku ini terlihat jelas pada pola pencarian global.

Mengutip The Conversation (25/11/2025), sejumlah studi menunjukkan bahwa trafik dari platform AI generatif tumbuh 165 kali lebih cepat dibanding pencarian tradisional. Lebih dari 13 juta orang dewasa di AS dilaporkan sudah menjadikan AI generatif sebagai alat utama untuk menemukan informasi.

Baca Juga: Google Sindir iPhone Lewat Iklan Musikal The Wicked, Pixel Disebut Jadi Sang Inovator

Ini tidak berarti orang berhenti menggunakan Google, tetapi porsi pertanyaan-pertanyaan sederhana dan definisi-definisi cepat kini lebih sering dijawab oleh ChatGPT.

Google yang selama bertahun-tahun menjadi alat pertama untuk semua jenis pertanyaan kini menghadapi kompetisi. Perusahaan itu pun mulai menyesuaikan diri dengan mengintegrasikan AI Gemini ke halaman hasil pencarian.

Fitur AI Overview menampilkan ringkasan otomatis di bagian paling atas halaman pencarian, membuat banyak pengguna tidak lagi menggulir ke bawah untuk melihat tautan berita atau situs lain.

Akibatnya, jumlah pencarian yang berakhir tanpa klik—dikenal sebagai zero-click searches—melonjak tajam. Laporan terbaru menyebut kunjungan Google ke laman berita turun dari 2,3 miliar pada pertengahan 2024 menjadi kurang dari 1,7 miliar pada Mei 2025.

Masing-masing alat memiliki keunggulan. Google memberikan berbagai sumber dan sudut pandang, tetapi hasilnya sering dianggap terlalu penuh, sulit dipilah, dan dirancang untuk klik.

ChatGPT, di sisi lain, memberi jawaban langsung, ringkas, dan terasa lebih percakapan. Namun, kekurangannya adalah kurangnya transparansi sumber, serta potensi kesalahan jika pengguna tidak mengecek ulang jawaban.

Dampak ChatGPT tidak hanya terasa pada mesin pencari. Asisten suara seperti Alexa dan Google Home, meski masih banyak dimiliki, mengalami sedikit penurunan kepemilikan.

Mengutip The Conversation (25/11/2025), survei pada 2025 menunjukkan sekitar 34 persen orang berusia 12 tahun ke atas memiliki smart speaker, turun dari 35 persen pada 2023.

Walau kecil, tren ini mengisyaratkan bahwa tugas-tugas kompleks kini lebih banyak dialihkan ke ChatGPT daripada ke asisten suara yang biasanya hanya mampu memberikan jawaban pendek.

Sebaliknya, YouTube masih menjadi raksasa. Pada 2024, platform tersebut memiliki sekitar 2,74 miliar pengguna, termasuk 90 persen remaja AS.

Namun, pola penggunaannya berubah. Orang kini kerap memulai dengan ChatGPT untuk meminta penjelasan, daftar langkah, atau ringkasan, lalu berpindah ke YouTube jika membutuhkan demonstrasi visual.

Efek ChatGPT juga terasa di komunitas teknologi. Platform seperti Stack Overflow mengalami penurunan besar. Setelah chatbot mampu menyajikan potongan kode lengkap beserta penjelasan, jumlah pertanyaan di situs itu menurun drastis—diperkirakan turun sekitar 50 persen antara 2022 dan 2024. Ketika jawaban yang bisa segera digunakan tersedia dalam hitungan detik, banyak pengguna tak lagi perlu mengetik pertanyaan di forum publik.

Meski begitu, para peneliti menegaskan bahwa ChatGPT bukanlah pengganti bagi semua alat digital lainnya. Mesin pencari tetap penting untuk riset mendalam dan perbandingan sumber, YouTube tetap unggul untuk melihat proses nyata, dan smart speaker masih berguna untuk instruksi cepat atau pengaturan perangkat rumah pintar.

Perbedaannya adalah alat mana yang dipilih orang untuk memulai pencarian. Kini, banyak yang memilih memulai dengan percakapan, bukan mengetik kata kunci.

Kontributor : Gradciano Madomi Jawa

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI