Komdigi Bantah Kalah Cepat dari Starlink Pulihkan Internet di Lokasi Banjir Sumatra

Dicky Prastya Suara.Com
Rabu, 10 Desember 2025 | 17:35 WIB
Komdigi Bantah Kalah Cepat dari Starlink Pulihkan Internet di Lokasi Banjir Sumatra
Dirut BAKTI Komdigi Fadhilah Mathar saat konferensi pers di Stasiun Bumi (Gateway) Satria-1 Satelit Nusantara Tiga di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (10/12/2025). [Suara.com/Dicky Prastya]
Baca 10 detik
  • BAKTI Komdigi membantah terlambat memulihkan akses internet pascabanjir Sumatra, mengklaim lebih cepat dari Starlink.
  • Hingga 6 Desember 2025, BAKTI Komdigi telah memulihkan 413 dari 602 lokasi terdampak banjir di Sumatra.
  • Satelit SATRIA-1, beroperasi sejak 2024, kini telah menghubungkan 30.017 titik layanan publik seluruh Indonesia.

Suara.com - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Digital atau BAKTI Komdigi membantah kalau Pemerintah kalah cepat untuk memulihkan akses internet di wilayah terdampak banjir Sumatra.

Direktur Utama BAKTI Komdigi, Fadhilah Mathar mengklaim kalau Pemerintah melalui Kementerian Komdigi justru lebih cepat alih-alih kehadiran satelit Starlink milik Elon Musk yang banyak dipakai warga terdampak bencana Sumatra.

"Kita bukan terlambat, sebenarnya kita juga bahkan lebih cepat dibandingkan itu," katanya saat konferensi pers di Stasiun Bumi (Gateway) Satria-1 Satelit Nusantara Tiga, di Cikarang, Rabu (10/12/2025).

Stasiun Bumi (Gateway) Satria-1 Satelit Nusantara Tiga di Cikarang, Rabu (10/12/2025). [Suara.com/Dicky Prastya]
Stasiun Bumi (Gateway) Satria-1 Satelit Nusantara Tiga di Cikarang, Rabu (10/12/2025). [Suara.com/Dicky Prastya]

Perempuan yang akrab disapa Indah itu bercerita kalau BAKTI Komdigi sebelumnya justru lebih fokus memberikan akses konektivitas internet ketimbang sosialisasi terhadap program yang mereka lakukan.

Dicontohkan dia, BAKTI Komdigi sudah memulihkan 413 akses internet dari total 602 lokasi di wilayah Sumatra yang terdampak banjir per 6 Desember 2025.

Selain itu, BAKTI Komdigi juga menyediakan 18 titik lokasi untuk menyediakan akses internet darurat dari Satelit Republik Indonesia 1 atau Satria-1 di wilayah terdampak bencana Sumatra.

Menurut Indah, Satria 1 ini bisa menyediakan akses internet di seluruh Indonesia. Tak hanya untuk mengantisipasi blank spot karena bencana, satelit tersebut juga bisa menyediakan internet di wilayah 3T atau terdepan, terluar, tertinggal.

"Coverage-nya itu sudah melingkupi seluruh Indonesia sehingga bukan hanya kebencanaan ya, mungkin hal-hal lain yang memang memerlukan urgensi konektivitas, di wilayah-wilayah yang terestrial tidak mudah dijangkau," jelasnya.

Diketahui SATRIA-1 merupakan proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang menyediakan satelit berkapasitas 150 Gbps untuk memperkuat konektivitas digital, khususnya di wilayah tertinggal, terdepan, terluar (3T), serta lokasi prioritas layanan publik yang beroperasi sejak tahun 2024. 

Baca Juga: BAKTI Komdigi Sukses Sediakan 30 Ribu Akses Internet Berkat Satelit Satria-1

Dengan total investasi sekitar Rp 6,42 triliun dan skema Build–Operate–Transfer (BOT), proyek ini dilaksanakan oleh PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) sebagai Badan Usaha Pelaksana (BUP), dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) selaku Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK), di mana sebagian wewenangnya didelegasikan kepada BAKTI Komdigi.

Hingga 7 Desember 2025, SATRIA-1 telah menghubungkan 30.017 titik layanan publik di seluruh Indonesia, termasuk sekolah, puskesmas, fasilitas pemerintahan, dan titik pertahanan-keamanan dengan kecepatan internet hingga 10 Mbps per lokasi. 

Selain itu, Infrastruktur pendukung proyek SATRIA 1 dilengkapi dengan 11 gateway yang tersebar di Batam, Pontianak, Banjarmasin, Cikarang, Manado, Ambon, Kupang, Manokwari, Timika, Jayapura, dan Tarakan, yang berfungsi sebagai penghubung utama antara satelit dan jaringan  internet nasional.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI