Suara.com - Selama sepekan pada terakhir atau periode 7-11 September 2020, Pasar Modal Indonesia bergerak secara variatif dan mayoritas ditutup pada zona merah.
Tak terkecuali untuk kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok 4,26 persen selama sepekan terakhir.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (13/9/2020) transaksi harian pada akhir pekan ini mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah, yaitu sebesar 934,733 ribu kali dari rekor sebelumnya pada 9 Juni 2020 sebesar 928,565 ribu kali transaksi.
Untuk data sepekan ini, rata-rata frekuensi harian mengalami perubahan
sebesar 0,41 persen menjadi 712,986 ribu kali transaksi dari pekan lalu sebesar 715,901 ribu kali transaksi.
Kemudian, data rata-rata volume sepekan mengalami perubahan sebesar 11,50 persen menjadi sebesar 11,255 miliar saham dari 12,718 pada pekan sebelumnya.
Sedangkan rata-rata nilai transaksi harian Bursa mengalami peningkatan sebesar 1,45 persen menjadi Rp 8,810 triliun dari Rp 8,684 triliun sepekan yang lalu.
Selain itu, kapitalisasi pasar bursa selama sepekan juga turut mengalami perubahan sebesar 4,17 persen menjadi Rp 5.827,724 triliun dari Rp 6.081,396 triliun pada pekan lalu.
IHSG berubah sebesar 4,26 persen pada level 5.016,712 dari level 5.239,851 pada pekan yang lalu.
Investor asing pada hari ini mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 2,263 triliun, sedangkan sepanjang tahun 2020 mencatatkan jual bersih sebesar Rp 35,833 triliun.
Baca Juga: Soal PSBB Total Anies, Ketua DPRD DKI: Jangan Bikin IHSG Anjlok
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk menarik 'rem' darurat di tengah merebaknya virus Covid-19. Aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti di masa awal pandemi Maret lalu kembali diterapkan.
Artinya, dengan kebijakan ini, maka Jakarta kembali mengencangkan pembatasan kegiatan yang sempat dilonggarkan saat PSBB transisi. Segala sektor yang sempat diizinkan dengan ketentuan pengurangan kapasitas dan protokol kesehatan lainnya kembali harus ditutup.
Kendati demikian, ada 11 sektor yang boleh diizinkan dibuka. Pasalnya mereka dianggap kegiatan yang penting bagi masyarakat untuk menunjang kebutuhan selama masa PSBB total ini.
Anies sendiri dalam pemaparannya menyatakan kondisi penularan virus corona di Jakarta saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Tuas rem darurat ini harus ditarik jika tidak ingin situasi lebih parah lagi.
Angka penularan Covid-19 semakin tinggi setiap harinya. Bahkan pasien yang meninggal dan dimakamkan dengan protap corona juga selalu bertambah.
Tak lama setelah pernyataan Anies itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (10/9/2020) dibuka melorot di zona merah, turun 65 poin.