Empat perempuan menyatakan senang ketika ditunjuk menjadi anggota Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM). Mereka diketuai oleh seorang perempuan lainnya, Zulfatun Lailiyah, yang menjabat sebagai Kepala Satuan Pelaksana Desa Dendang, pada 2016.
Para perempuan hebat itu menyusun Rencana Kerja Masyarakat (RKM), menggalang dana kontribusi masyarakat berupa dana tunai dan non-tunai dalam bentuk kerja bakti masyarkat, misalnya dalam pemasangan jaringan pipa.
Sistem sarana air minum yang dibangun di Desa Dendang bersumber dari air permukaan, yang kemudian disaring dan didistribusikan secara gravitasi dengan jaringan pipa sepanjang 3 kilometer, demi melayani 368 kepala keluarga.
Dulu ketika kemarau tiba, para warga masyarakat Desa Dendang yang umumnya petani harus berjalan kaki hingga 1-2 jam menuju sumber air. Kini, air minum sudah mengucur ke keran di rumah mereka masing-masing.
Kisah perempuan hebat juga terjadi di Bengkulu dan Bangka Belitung. Dua perempuan bernama Rahayu Sangajidan Eminarwati, bahu membahu berbagi peran dalam mensukseskan pembangunan sarana air bersih dan sanitasi di Desa Widit, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku, ketika desanya mengikuti Program Pamsimas pada 2017.
Rahayu (41 tahun) merupakan ibu rumah tangga, dengan 5 anak. Sehari-hari, ia bekerja sebagai petani untuk membantu suaminya mencukupi kebutuhan hidup keluaganya. Perempuan ini tergolong sangat aktif dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan, sehingga diberi kepercayaan sebagai Ketua Tim Pengadaan Barang dan Jasa Program Pamsimas.
Sejak awal proses tahapan Pamsimas, Rahayu sangat terlibat hingga selesai. Ia mengawal keberlangsungan air minum di desanya itu, bahkan tak segan membantu proses pengecatan infrastruktur, penggalian jalur pipa, sampai proses pemasangan pipa.
Eminarwati (39 tahun) juga berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan petani. Ibu 6 anak ini lebih fokus pada masalah keuangan dan administrasi. Dalam Kelompok Keswadayaan Masyarakat, ia dipercaya sebagai bendahara. Salah satu tugasnya adalah mengawal, mengelola, dan melaporkan keuangan secara terbuka kepada masyarakat.
Namun ia juga tak segan turun ke lapangan, ikut mengecat bangunan, menggali jalur pipa, dan memasang pipa.
Baca Juga: 5 Sifat Perempuan yang Bikin Pria Kepincut, Sosok Pasangan Idaman!
Kini warga Desa Widit sudah berkelimpahan air. Mereka tak lagi harus berupaya keras mendapatkan air bersih, karena air sudah datang ke rumah mereka masing-masing.
Itu berkat jasa para perempuan hebat dalam Program Pamsimas. Mereka mampu memberikan sumbangsihnya dalam kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat, di tengah kesibukannya sebagai ibu rumah tangga dan petani biasa.
Mereka memperlihatkan kepada kita bahwa proses pembangunan di Indonesia bisa dimulai dari peran serta di tingkat keluarga dan masyarakat pedesaan. Status sebagai ibu rumah tangga dan petani pun bisa melakukan perubahan!
Qurrotu' Ainy, ST, M.Eng.
PPK Pembinaan Manajemen II
Satker Direktorat Air Minum
Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat