Di desa ini, para wisatawan juga dapat bermalam. Tersedia 40 homestay dengan biaya sewa per kamar antara Rp 250 ribu – 400 ribu. Fasilitas umum pun lengkap. Seperti halnya desa wisata yang lain, destinasi wisata di desa itu telah memenuhi standar penilaian tim juri ADWI 2022 yang terdiri dari tujuh kategori.
Yakni 1. Daya tarik pengunjung (alam dan buatan, seni dan budaya), 2. Suvenir (kuliner, fesyen, dan kriya), 3. Homestay, 4. Toilet umum, 5. Digital dan kreatif, 6. Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE), dan 7. Kelembagaan Desa.
Kepada awak media, Sandi merespons pertanyaan wartawan terkait berapa persen kenaikan kunjungan wisata di tanah air di tengah pandemi.
”30 persen berdasarkan big data yang dikumpulkan dari berbagai sumber yang menjadikan suatu momentum kebangkitan kita. Di tengah-tengah pandemi justru desa wisata ini menjadi pilihan,” terang Sandi.
Sandi juga mengungkapkan, Kemenparekraf berkomitmen untuk memasukan desa wisata sebagai program unggulan. Demokratisasi pariwisata adalah memberikan dampak pariwisata berkeadilan.
”Karena desa wisata ini yang merasakan seluruh masyarakat langsung. Kunjungan setiap tahun di Desa Wisata Sembungan 250 ribu itu langsung berdampak kepada masyarakat di sini,” beber Sandi.