3.000 Produk UMK Ditargetkan Terjaring untuk Pertamina SMEXPO 2022

Iwan Supriyatna Suara.Com
Senin, 29 Agustus 2022 | 11:15 WIB
3.000 Produk UMK Ditargetkan Terjaring untuk Pertamina SMEXPO 2022
PT Pertamina (Persero) menargetkan pada 2022 terjaring sekitar 3 ribu produk pilihan dari sekitar seribu mitra binaan dalam SMEXPO Pertamina.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“UMK menjadi mitra binaan dimana Pertamina akan hadir mendampingi pelaku usaha untuk membentuk kemandirian. Setelah mandiri, mereka bisa memperbesar usahanya dengan mencari pendanaan lanjutan seperti dari perbankan,” katanya.

Setelah bisnisnya tumbuh, kata Fajriah, Pertamina mendorong UMK untuk bisa naik kelas lewat program pembinaan dalam UMK Academy yang dilakukan sejak 2020. UMK diarahkan untuk memahami konsep dan pelaksanaan serta tahapan Go Modern, Go Digital, Go Online dan Go Global.

“Total UMK yang sudah naik kelas dari 2020-2021 sebanyak 750 minta binaan. Rinciannya 116 mitra binaan sudah go global, 198 go online, 398 go digital, dan 38 UMK mampu go modern,” jelasnya.

Fajriyah menegaskan sejak awal Pertamina sudah mendidik pengusaha untuk melek digital. UMK yang berminat menjadi mitra binaan diarahkan untuk mendaftar secara online. Digitalisasipendaftaran program pendanaan UMK melalui online melalui https://genumkm.pertamina.com/.

“Calon mitra binaan dapat mengunduh aplikasi melalui PlayStore di pada aplikasi Galeri Entrepreneur Nusantara (Gen UMKM),“ tuturnya.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara R Eko Adi Irianto menuturkan akses pembiayaan untuk UMKM sudah banyak tersedia dari berbagai sumber asalkan secara kelembagaan dan kapasitas UMKM sudah meningkat. Pada saat ini, kata dia tantangan yang ada adalah bagaimana mengembangkan UMKM go digital dan go export.

“Kami sudah memetakan UMKM yang berpotensi dapat menembus pasar mancanegara adalah UMKM industri kreatif seperti food, fashion dan kerajinan. Indonesia sangat kaya dengan berbagai jenis makanan. Dari segi fesyen, sudah banyak pengusaha yang tadinya UMKM kini mendunia. Mereka banyak muncul di fashion show di luar negeri. Lalu ada kerajinan. Indonesia sudah lama punya produk kerajinan yang luar biasa,“ papar Eko.

Dia menilai pada saat ini pemberdayaan UMKM, termasuk yang ada di Maluku Utara, memiliki sejumlah permasalahan. Misalnya, kurangnya kesadaran UMKM dalam pelaporan keuangan, karakteristik pelaku usaha yang belum adaptif, rasa kebersamaan dalam berwirausaha yang masih nihil, dan kurangnya koordinasi antar-stakeholders dalam pembuatan program dan pendampingan,

“Masalah lainnya adalah perizinan dan sertifikasi yang belum lengkap dan infrastruktur yang tidak mendukung. Infastruktur pendistribusian dan jaringan, misalnya, masih menjadi kendala utama di Maluku Utara. Hal itu menyebabkan perkembangan UMKM di luar daerah Kota Ternate masih jauh dari yang diharapkan,“ tuturnya.

Baca Juga: Berhasil Tingkatkan Taraf Hidup Masyarakat di Jawa Tengah dan DIY, Pertamina Borong 11 Penghargaan Nusantara CSR Award

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI