Nicke juga sempat memberikan pesan secara lugas, mengemukakan bahwa upaya pencegahan pamasan global serta perubahan iklim, adalah hal yang sangat kompleks.
Upaya besar-besaran ini membutuhkan perubahan skala global, termasuk mengubah teknologi yang sudah jamak, pasar keuangan dan produk, rantai pasokan, model bisnis, kerangka tata kelola serta pertimbangan ekonomi politik yang mengakar dengan baik.
Dan juga tidak kalah pentingnya agar transisi energi tidak menjadi hambatan bagi agenda pembangunan yang tengah dicanangkan di negara-negara berkembang dunia, di mana tentu saja kekuatan ekonomi pendanaan berada di bawah negara-negara maju, dalam hal pendapatan per kapita, konsumsi energi dan emisi.
Ini adalah tantangan dan hal-hal yang menjadi pertimbangan dan tujuan dari Satuan Tugas Energi, Keberlanjutan dan Iklim.
Negara-negara maju lebih terdepan dalam transisi energi karena kekuatan kerangka pemerintahan, kapasitas kelembagaan, pengembangan pasar dan kapasitas keuangan. Sedangkan negara berkembang kekurangan satu atau lebih kekuatan tersebut.
Mengatasi ini, Nicke memberikan solusi peningkatan kerja sama global dalam pengembangan kapasitas serta menggandakan dukungan keuangan tahunan untuk negara-negara berkembang.
“Tanpa kolaborasi ini adalah tantangan berat bagi negara maju, dalam hal pendanaan transisi energi,” katanya.