Pernah Terjerat Rentenir, Pelaku UMKM Sinar Sawah Sukses Kembangkan Usaha Bersama KUR BRI

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 22 Juni 2023 | 22:51 WIB
Pernah Terjerat Rentenir, Pelaku UMKM Sinar Sawah Sukses Kembangkan Usaha Bersama KUR BRI
Parjiyem bersama dengan seorang rekan usahanya memamerkan produk Sinar Sawah di Bazaar UMKM BRILian di Kantor BRI Cik di Tiro Yogyakarta, pada Jumat (16/6/2023) [Suara.com/Hadi]

Omzet yang dihasilkan kala pandemi COVID-19 turun cukup parah dibandingkan sebelum wabah itu menyebar.

“Saat pandemi itu, dalam satu bulan omzet kurang dari Rp3 juta. Padahal, sebelum pandemi COVID-19, dalam satu bulan kami bisa menghasilkan omzet  hingga Rp10 juta dalam sebulan bahkan lebih,” ujar Parjiyem.

Kegigihan Parjiyem terbayar lunas. Kini usaha yang resepnya adalah warisan keluarganya itu bisa terus berlanjut meski dihadang berbagai cobaan. Salah satunya kelangkaan bahan baku.

Parjiyem menuturkan, berbeda dengan dulu. Saat ini, ia kesulitan mendapatkan pasokan belut dari Sleman dan sekitarnya.

Menurut dia, kini belut sawah makin langka. Jika dulu para pencari belut bisa mendapatkan lebih dari satu kilogram dalam semalam, kini untuk mendapatkan setengah kilogram saja sulit.

“Sementara, kebutuhan belut makin banyak karena selain kami juga ada banyak pengusaha yang mengolah belut menjadi berbagai olahan makanan,” ujar dia.

Saat ini, Parjiyem mendapatkan pasokan belut dari Jawa Timur karena kualitasnya yang dianggap bagus.

Untuk satu kilogram belut, kata Parjiyem, bisa diolah untuk menjadi 500 gram keripik belut dengan kualitas grade A. Sementara untuk kualitas di bawahnya, dari satu kilogram belut bisa diolah menjadi 700-900 gram keripik.

“Menyesuaikan kualitas. Untuk grade A memang yang paling mahal karena kualitasnya, sedangkan yang di bawahnya pasti lebih terjangkau,” ujar dia.

Baca Juga: Sebut Erick Thohir Sosok yang Dibutuhkan Sepak Bola Indonesia, Suporter Argentina dari Vietnam: Negara Kamu Sangat Beruntung

Parjiyem mengatakan, tidak hanya produk dari usahanya. Ia juga terus berusaha untuk mengembangkan diri agar UMKM yang ia bangun bisa terus berkembang.

Hal ini juga tidak lepas dari dukungan yang diberikan oleh BRI sebagai bank BUMN nomor satu dalam program pengembangan UMKM.

Parjiyem adalah satu dari jutaan pelaku UMKM di Indonesia yang merasakan manfaat dari KUR BRI. Pasalnya, dia pernah merasakan susahnya pinjam uang dari rentenir.

“Saya sudah tiga kali mendapatkan KUR BRI. KUR dari BRI itu benar-benar menolong pelaku UMKM seperti saya. Dulu, sebelum tahu ada program ini (KUR BRI), sekitar tahun 2016 itu saya sering pinjam uang ke rentenir keliling,” ujar dia.

Dengan bunga yang cukup tinggi, keberadaan para rentenir itu tentu sangat mencekik para pelaku UMKM.

“Terus terang, karena pendidikan rendah, jadi waktu itu takut untuk pinjam ke bank. Tidak hanya saya tapi juga banyak teman-teman saya,” kata Parjiyem.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI