Rating and Investment Information, Inc. (R&I) juga mengafirmasi peringkat Sovereign Credit Rating Indonesia pada level BBB+ dengan outlook positif.
“Hal ini menegaskan kepercayaan internasional terhadap prospek ekonomi Indonesia, yang diproyeksikan tumbuh pada kisaran 5,0-5,2 persen di tahun 2024. Sinergi antara Pemerintah dan Bank Indonesia telah berhasil menjaga stabilitas harga dan memberikan fondasi yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” jelas Airlangga.
Selain itu, tantangan pelambatan perekonomian global juga memengaruhi aktivitas perekonomian domestik. Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia masih berada di level kontraksi sebesar 49,2 pada September 2024, namun telah meningkat dibandingkan Agustus 2024 yang sebesar 48,9.
Keberhasilan tersebut menempatkan Indonesia lebih baik dibandingkan beberapa negara ASEAN lain yang mengalami penurunan aktivitas manufaktur, seperti Malaysia (dari 49,7 ke 49,5) dan Thailand (dari 52,0 ke 50,4).
Airlangga mengatakan pemerintah akan terus mengoptimalkan implementasi kebijakan peningkatan industri manufaktur seperti hilirisasi sumber daya alam (SDA), penggunaan produk dalam negeri, substitusi impor, termasuk pada peningkatan ekspor, kemudahan berusaha dan investasi, serta pengembangan SDM dan teknologi melalui program Making Indonesia 4.0.
“Pemerintah terus memastikan pasokan pangan yang cukup, menjaga kestabilan harga, dan mendorong pemulihan sektor-sektor vital seperti industri manufaktur, konstruksi dan pertanian. Dengan berbagai upaya dan kebijakan yang telah dilakukan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan Bank Indonesia, diharapkan dapat mendukung stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi dapat terus terjaga,” terangnya.