Bujuk Trump! Indonesia Bakal Borong Produk Impor AS Senilai Rp306 Triliun

Senin, 14 April 2025 | 18:22 WIB
Bujuk Trump! Indonesia Bakal Borong Produk Impor AS Senilai Rp306 Triliun
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. [Suara.com/Novian]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Rencana penambahan impor ini tak hanya dimaksudkan sebagai kompensasi dagang, melainkan juga menjadi pintu masuk pembahasan kerja sama kedua negara yang lebih luas.

Sementara itu, Pemerintah Indonesia telah mengirimkan surat resmi ke Amerika.

"Nah tentu beberapa hal tadi sudah dibahas dengan kementerian dan lembaga sehingga kami sudah mempersiapkan non-paper yang relatif lengkap, baik itu yang terkait dengan tarif, terkait dengan non-trade measures atau non-tarif barrier," ucapnya.

Sekretaris Kemenko Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, menambahkan perspektif lain terkait langkah ini. Ia menjelaskan bahwa penambahan impor ini secara eksplisit bertujuan untuk "menambal" defisit perdagangan yang dialami AS terhadap Indonesia. Data menunjukkan bahwa AS mencatat defisit perdagangan dengan Indonesia sebesar 17,9 miliar dolar AS pada tahun 2024.

"Konteksnya penambalan defisit, jadi harus dihitung di neraca perdagangan. Intinya kita membeli barang dari US untuk menutup defisit," terang Susiwijono, menggarisbawahi logika ekonomi di balik kebijakan ini.

Menariknya, data Kementerian Perdagangan justru mencatat surplus perdagangan yang signifikan bagi Indonesia terhadap AS, mencapai 14,34 miliar dolar AS pada tahun yang sama. Kontributor utama surplus ini berasal dari sektor-sektor unggulan seperti mesin dan perlengkapan elektrik, pakaian, dan alas kaki.

Langkah agresif Indonesia untuk meningkatkan impor secara signifikan ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam menghadapi potensi kebijakan perdagangan yang merugikan.

Strategi "beli untuk berdamai" ini diharapkan dapat meluluhkan hati Gedung Putih dan membuka jalan bagi hubungan dagang yang lebih adil dan saling menguntungkan di masa depan. Pertanyaannya kini, mampukah "jurus" belanja jumbo ini menjadi penawar ampuh bagi kebijakan tarif ala Trump? Kita tunggu perkembangan selanjutnya dari Washington DC.

Baca Juga: Rencana Bahlil Mau Tambah Minyak Mentah dan Impor LPG dari AS Dapat Restu dari DPR

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI