Kekayaan James Riady yang Diminta Kembalikan Uang Miliaran Milik Korban Meikarta

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 24 April 2025 | 15:51 WIB
Kekayaan James Riady yang Diminta Kembalikan Uang Miliaran Milik Korban Meikarta
CEO Lippo Group James Riady bersiap menjalani pemeriksaan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta. [ANTARA FOTO/Aprillio Akbar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait membuat pertemuan dengan nasabah dengan Bos pengembang MeikartaLippo Group James Riady. Pertemuan itu digelar, di Kantor pribadi Menteri yang akrab disapa Ara, Wisma Mandiri 2, Jakarta, Rabu (23/4/2025).

James Riady melanjutkan usaha pemilik Lippo Group sekaligus Meikarta yang merupakan anak dari Mochtar Riady. Sehingga, bisa disimpulkan bahwa pemilik Meikarta adalah keluarga Mochtar Riady selaku pengendali Lippo Group.

Kekayaan dan bisnis Bos Lippo Group itu pun menjadi sorotan karena jumlah uang yang mesti dikembalikan kepada nasabah Meikarta sedikitnya mencapai Rp26,8 miliar.

Dalam pertemuan itu, disepakati bahwa pengembang meikarta akan membayarkan uang ganti rugi pembelian unit apartemen ke nasabah. Menteri Ara menyebut, kekinian baru 118 nasabah Meikarta yang a diproses pembayaran yang rencananya dilakukan bertahap hingga 23 Juli 2025.

Dalam pertemuan, Dirjen Kawasan Permukiman Fitrah Nur memaparkan, dari ratusan nasabah, baru 118 nasabah yang mengadu di layanan aduan untuk meminta pengembalian ganti rugi. Dalam aduan tersebut, nasabah Meikarta mengeluhkan lambannya pengembang untuk menyerahkan unit yang telah dibayar lunas. Namun, Fitrah menyebut baru dua nasabah yang telah dibayarkan atau refund uang ganti rugi oleh pihak Meikarta. Sisanya baru akan dibayarkan paling lambat 23 Juni 2025.

Kekayaan dan Bisnis James Riady

James Riady memulai karier di dunia bisnis dengan mengelola anak usaha milik Lippo Group. James Riady mulai terlibat aktif dalam bisnis keluarga sebagai Direktur Eksekutif Lippo Group, yang kemudian juga diwariskan kepada putranya John Riady.

Perjalanan kariernya di dunia bisnis semakin menanjak ketika pada 2019, ia dipercaya untuk menjadi CEO PT Lippo Karawaci Tbk, anak perusahaan Lippo Group yang bergerak di bidang properti.

Sebagai CEO, James membawa Lippo Karawaci tetap fokus pada sektor urbanisasi, digitalisasi, dan demografi, serta memastikan perusahaan dapat beradaptasi dengan perubahan pasar yang terus berkembang.

Baca Juga: LPCK Berupaya Ciptakan Nilai Jangka Panjang Bagi Para Pemangku Kepentingan

Di bawah kepemimpinannya, Lippo Karawaci terus berinovasi dan berkembang. James juga aktif dalam dunia teknologi dan digital, yang ditunjukkan dengan perannya sebagai Founder dan Managing Partner di Venturra Capital, sebuah perusahaan modal ventura yang berinvestasi dalam lebih dari 50 perusahaan teknologi di Asia Tenggara.

Salah satu pencapaiannya yang paling mencolok adalah pendirian OVO, sebuah perusahaan pembayaran digital yang kini menjadi salah satu unicorn terbesar di Indonesia, yang juga memiliki saham di Grab dan Tokopedia.

James Riady merupakan bagian dari keluarga Riady yang tercatat sebagai salah satu keluarga terkaya di Indonesia. Menurut Forbes, kekayaan keluarga Riady diperkirakan mencapai USD 2,25 miliar atau sekitar Rp36 triliun pada tahun 2024.

Kekayaan pribadi James Riady pun tak kalah besar. Meskipun tidak ada angka pasti yang mengungkapkan total kekayaan pribadinya, diperkirakan kekayaan keluarga Riady, termasuk James, berasal dari kepemilikan saham di berbagai perusahaan besar yang dikelola oleh Lippo Group.

Lippo Group sendiri memiliki banyak anak perusahaan besar, di antaranya Lippo Karawaci, Lippo Malls, Siloam Hospitals, dan Matahari Department Store. Keluarga Riady juga memiliki investasi besar di sektor perhotelan melalui jaringan Aryaduta Hotels, serta dalam sektor media dan pendidikan. Selain itu, Lippo Group memiliki jaringan rumah sakit yang sangat penting, termasuk rumah sakit Siloam yang dikenal luas di Indonesia.

Kasus Meikarta

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI