Meski Dihantui Koreksi, IHSG Punya Peluang Bisa Lanjutkan Penguatan ke Level 6.800

Achmad Fauzi Suara.Com
Rabu, 30 April 2025 | 08:13 WIB
Meski Dihantui Koreksi, IHSG Punya Peluang Bisa Lanjutkan Penguatan ke Level 6.800
Pekerja melihat telepon pintarnya dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/3/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan tren penguatannya pada perdagangan Rabu 30 April 2025, meskipun sejumlah sinyal teknikal mulai mengindikasikan potensi terjadinya koreksi jangka pendek.

Secara teknikal, IHSG tercatat kembali membentuk pola doji star untuk kedua kalinya dalam dua hari berturut-turut, yang secara teknikal merupakan sinyal awal dari potensi minor bullish reversal.

Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, menyatakan bahwa formasi teknikal tersebut perlu dicermati oleh pelaku pasar, terutama mengingat posisi IHSG yang mendekati area resistance di level 6.800.

“Kami melihat adanya peluang 50-50 bagi IHSG untuk menguji level 6770 pada Rabu (30/4), dengan catatan volume dan value transaksi masih terjaga solid sebagaimana yang terlihat pada perdagangan Selasa 29 April 2025," ujarnya dalam riset harian Phintraco Sekuritas, Rabu (30/4/2025).

Namun demikian, Valdy menambahkan bahwa validasi terhadap potensi minor reversal akan semakin kuat jika IHSG mengalami pullback signifikan ke kisaran support di 6.700. Oleh karena itu, arah pergerakan indeks masih bersifat spekulatif dan memerlukan konfirmasi dari sisi teknikal dan sentimen pasar global.

Dari sisi eksternal, pasar global menunjukkan pergerakan yang cenderung positif. Indeks-indeks utama di Wall Street melanjutkan tren penguatannya pada Selasa 29 April 2025, dengan masing-masing mencatat kenaikan lebih dari 0.5 persen. Sentimen positif tersebut muncul seiring meningkatnya optimisme terhadap tercapainya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan sejumlah negara mitra.

Pengunjung melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Pengunjung melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, mengisyaratkan bahwa perjanjian dagang dengan beberapa negara telah mencapai tahap final. India disebut-sebut sebagai negara pertama yang berhasil menyepakati deal tersebut. Dampak positif dari kabar ini terlihat pada penguatan saham-saham emiten besar seperti Apple dan General Motors yang sebelumnya terdampak oleh perang dagang.

Sementara itu, pelaku pasar juga tengah menantikan laporan kinerja keuangan kuartal I-2025 dari sejumlah perusahaan teknologi raksasa seperti Amazon, Meta, dan Microsoft, yang diperkirakan akan menjadi katalis penggerak pasar dalam beberapa hari ke depan.

Dari sisi makroekonomi, perhatian investor tertuju pada data indeks harga pengeluaran personal (PCE Price Index) AS untuk Maret 2025 yang dijadwalkan rilis hari ini. Data tersebut diperkirakan menunjukkan inflasi tahunan melandai ke 2.2 persen dari 2.5 persen pada bulan sebelumnya. Menurut Valdy Kurniawan, tren penurunan inflasi ini semakin memperkuat ekspektasi pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

Baca Juga: Emiten AVIA Catat Penjualan Rp2 Triliun di Kuartal I 2025, Laba Naik!

"Jika inflasi terus menunjukkan penurunan dan sentimen global mendukung, tekanan terhadap IHSG akan semakin berkurang. Namun, pelaku pasar juga tetap harus mencermati potensi risiko dari sisi Asia, khususnya Tiongkok," jelas Valdy.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI