Antusiasme Tinggi Adopsi Teknologi Digital Berbanding Lurus dengan Tantangan Pengelolaan Data

Jum'at, 02 Mei 2025 | 08:06 WIB
Antusiasme Tinggi Adopsi Teknologi Digital Berbanding Lurus dengan Tantangan Pengelolaan Data
Kaustabh Roy mendirikan Platinumetrix Global Inovasi (PGI) pada tahun 2018.

Suara.com - Indonesia menunjukkan geliat yang luar biasa dalam mengadopsi teknologi digital terbaru. Semangat untuk bertransformasi dan mencoba inovasi di ranah digital begitu membara, bahkan disebut-sebut lebih tinggi dibandingkan negara lain.

Namun, di balik antusiasme tersebut, potret buram pengelolaan dan pemanfaatan data masih menghantui sejumlah perusahaan lokal. Sistem lama yang terkotak-kotak, data yang belum terintegrasi, hingga proses yang belum sepenuhnya terdigitalisasi menjadi tantangan mendasar yang menghambat langkah mereka menuju era digital yang sesungguhnya.

Kondisi paradoks ini justru memantik ide brilian dari seorang pria berkebangsaan India, Kaustabh Roy. Melihat celah kebutuhan yang belum terjawab, Roy mendirikan Platinumetrix Global Inovasi (PGI) pada tahun 2018. Berawal sebagai firma konsultan analitik data (boutique data analytics consulting house), PGI Data hadir untuk menjembatani kesenjangan antara potensi adopsi teknologi dan realitas pengelolaan data di lapangan.

"Ketika saya memulai perjalanan di Indonesia, saya menyadari bahwa tantangan yang dihadapi perusahaan-perusahaan lokal jauh lebih mendasar. Banyak organisasi di sini masih beroperasi menggunakan sistem lama yang terkotak-kotak (silo legacy systems), data tidak terintegrasi, bahkan belum terdigitalisasi," ungkap Roy dalam keterangannya dikutip Jumat (2/5/2025).

Menyikapi kondisi tersebut, PGI Data bertransformasi menjadi penyedia solusi transformasi digital menyeluruh. Fokusnya kini meluas pada big data analytics dan kecerdasan buatan (AI). Layanan yang ditawarkan pun berkembang pesat, mencakup integrasi data (data integration), data warehousing, manajemen cloud & hybrid IT, pengembangan aplikasi (app development), hingga layanan keamanan (security services).

Bagi Roy, data bukan sekadar aset pelengkap, melainkan fondasi utama bagi transformasi digital. "Tanpa data yang rapi, terstruktur, dan terintegrasi, perusahaan tidak bisa mengambil keputusan strategis yang akurat," tegasnya. Ia melihat antusiasme tinggi di Indonesia terhadap pentingnya data sebagai modal besar untuk perkembangan di masa depan.

"Indonesia punya semangat besar untuk berubah dan mencoba hal baru, terutama dalam bidang teknologi digital. Saya merasa di sini, peluang untuk berdiskusi langsung dengan para pemimpin C-level jauh lebih mudah dibandingkan dengan di India," kata Roy.

Dengan visi membangun PGI Data tidak hanya sebagai perusahaan teknologi, tetapi juga sebagai motor penggerak transformasi digital di Indonesia, Roy berkomitmen untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) lokal agar mampu bersaing secara global di bidang teknologi data dan AI. Sejak berdiri, PGI Data telah berhasil melayani 42 klien dari berbagai sektor dan menciptakan lapangan kerja bagi 137 tenaga kerja lokal.

Jejak langkah PGI Data tak hanya terbatas di dalam negeri. Perusahaan ini juga merambah pasar Singapura dan Brunei, serta menjalin kolaborasi strategis dengan berbagai perusahaan AI terkemuka di dunia. Langkah ini memastikan bahwa layanan yang diberikan PGI Data selalu mutakhir dan menerapkan standar global.

Baca Juga: Bisnis Kuliner Tumbuh Positif hingga 21%: Begini Kunci Sukses Toko Roti Romi Makin Berkembang

"Saya percaya bahwa apabila kita ingin sejajar, bahkan melampaui para kompetitor di industri yang semakin kompetitif ini, maka inovasi khususnya dalam ranah digital harus menjadi inti dari setiap strategi bisnis yang dijalankan," jelas Roy.

Lebih lanjut, Roy berbagi beberapa tips berharga bagi para pelaku startup di industri teknologi Indonesia. Kunci utama yang ditekankannya adalah kesabaran.

"Anda tidak dapat mencapai tujuan Anda dalam satu tahun. Anda akan mendapatkan hasilnya, tapi Anda harus menunggu. Siklus penjualan di sini lambat. Butuh waktu, terutama jika ada tender besar. Butuh waktu," katanya.

Selain itu, Roy menekankan pentingnya mendengarkan klien. "Klien harus didengarkan terlebih dahulu, pahami masalahnya, lalu tawarkan solusinya. Jangan langsung menawarkan solusi yang mungkin tidak dibutuhkannya pada saat itu. Jadi, bersabarlah. Miliki landasan pacu yang baik," imbuhnya.

Manajemen arus kas (cash flow) yang baik juga menjadi sorotan Roy. "Karena Anda tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Tiba-tiba, dalam 6 bulan, Anda tidak memiliki perusahaan. Rencanakan arus kas Anda." Terakhir, Roy mengingatkan pentingnya untuk selalu memperbarui pengetahuan tentang teknologi.

Kisah PGI Data dan pandangan Kaustabh Roy memberikan perspektif menarik tentang dinamika adopsi teknologi digital di Indonesia. Antusiasme yang tinggi menjadi modal berharga, namun tantangan pengelolaan data yang ada membuka peluang bagi inovasi dan solusi yang tepat. Dengan kesabaran, fokus pada kebutuhan klien, dan pemahaman mendalam tentang teknologi, para pelaku industri digital di Indonesia memiliki potensi besar untuk bertransformasi dan bersaing di kancah global.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI