Soal Rumor Investasi di GoTo, Danantara Bilang Begini

Selasa, 10 Juni 2025 | 09:30 WIB
Soal Rumor Investasi di GoTo, Danantara Bilang Begini
Kantor Danantara. (ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dikabarkan tengah menjajaki peluang investasi di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Meski demikian rumor ini dibantah oleh Managing Director Investment, Danantara Indonesia, Stefanus Ade Hadiwijaya.

Dalam keterangannya pada Senin (9/6/2025), Stefanus menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada diskusi resmi mengenai rencana akuisisi atau pencaplokan saham GoTo oleh Danantara.

"Saat ini belum ada pembicaraan terkait hal tersebut," kata Stefanus.

Meskipun demikian, Stefanus tidak menampik bahwa Danantara selalu terbuka dalam melihat berbagai peluang investasi yang selaras dengan visi lembaga.

Danantara memiliki fokus pada penguatan sektor strategis dan peningkatan nilai tambah bagi perekonomian nasional.

Lebih lanjut, Stefanus menjelaskan bahwa setiap keputusan investasi yang diambil Danantara selalu melalui proses yang selektif.

"Setiap keputusan investasi dilakukan secara selektif, melalui kajian yang menyeluruh, dengan menerapkan prinsip manajemen risiko yang baik, serta mempertimbangkan potensi imbal hasil yang berkelanjutan bagi negara," pungkasnya.

Pernyataan ini sekaligus meredakan spekulasi yang sempat beredar di pasar terkait potensi investasi Danantara di salah satu raksasa teknologi terbesar di Indonesia ini.

Baca Juga: Danantara Berpotensi Rusak Industri Transportasi Online Jika Ikut Campur Merger GoTo dan Grab

Diketahui rencana keterlibatan Danantara dalam mengincar saham GOTO menuai sorotan tajam dari kalangan pengamat ekonomi.

Nailul Huda, Pengamat Ekonomi Digital dari Center of Economics and Law Studies (Celios), mengungkapkan potensi bahaya yang serius terkait persaingan usaha jika Danantara benar-benar masuk sebagai "operator" di GoTo.

Menurut Nailul, kekhawatiran akan persaingan usaha sudah muncul sejak rencana merger GoTo-Grab. Namun, dengan masuknya Danantara, situasi bisa menjadi lebih rumit.

"Keputusan lembaga negara dalam memutuskan persaingan usaha, akan rentan intervensi oleh negara, dalam hal ini Danantara. Sebagai regulator dan sebagian minoritas 'operator' tentu akan mengikis persaingan usaha," tegas Nailul kepada Suara.com, Senin (9/6/2025).

Keterlibatan Danantara sebagai bagian dari "negara" dalam entitas bisnis seperti GoTo dikhawatirkan dapat menciptakan iklim usaha yang tidak sehat.

Kompetitor lain, menurut Nailul, akan berpikir ulang untuk masuk atau mengembangkan usaha karena merasa "melawan bagian dari negara." Hal ini dapat menghambat inovasi dan pertumbuhan ekosistem digital secara keseluruhan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI