Masyarakat Malas Belanja, Penjualan Eceran Lesu

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 13 Juni 2025 | 13:54 WIB
Masyarakat Malas Belanja, Penjualan Eceran Lesu
Ilustrasi belanja. [freepik.com]

Suara.com - Bank Indonesia (BI) melaporkan survei eceran pada Mei 2025. Tercatat kontraksi secara bulanan maupun tahunan yang masing-masing sebesar 5,1% dan 0,3%.

Direktur Eksekutif Komunikasi Ramdan Denny mengatakan penurunan tersebut terjadi usai pada Maret 2025 mampu tumbuh hingga 5,5 persen bulanan (month to month/MtM). Lalu 13,6 persen secara tahunan (year on year/YoY).

"Secara bulanan, penjualan eceran pada April 2025 terkontraksi sebesar 5,1% (mtm), dipengaruhi oleh penurunan mayoritas kelompok barang seiring dengan normalisasi permintaan masyarakat pasca-periode Ramadan dan HBKN Idulfitri," ujar Ramdan Denny dalam siaran pers yang diterima, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Lanjutnya pada April 2025, IPR tercatat sebesar 235,5, relatif stabil dibandingkan dengan IPR periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 236,3. Terutama didukung oleh tetap tumbuhnya Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, serta Barang Budaya dan Rekreasi.

Dari sisi harga, tekanan inflasi tiga dan enam bulan yang akan datang, yaitu pada Juli dan Oktober 2025 diprakirakan menurun. Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Juli dan Oktober 2025 yang masing-masing tercatat sebesar 141,9 dan 144,5, lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yang masing-masing tercatat sebesar 146,4 dan 153,1.

Sementara itu, Indeks Penjualan Riil (IPR) Mei 2025 diprakirakan tumbuh sebesar 2,6 persen ( yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, sehingga mencapai level 234,0.

Peningkatan kinerja penjualan tersebut didorong oleh Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, Makanan, Minuman, dan Tembakau, dan Subkelompok Sandang.

Secara bulanan, penjualan eceran pada Mei 2025 diprakirakan mencatat kontraksi sebesar 0,6% (mtm), tidak sedalam kontraksi pada bulan sebelumnya.

Beberapa kelompok yang mengalami peningkatan penjualan adalah Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya dan Barang Budaya dan Rekreasi, sejalan dengan peningkatan permintaan pada periode libur dalam rangka Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Waisak dan Kenaikan Yesus Kristus.

Baca Juga: Harga Beras Meroket, Pemerintah Mau Sebar Bansos

Sebelumnya, Survei Konsumen Bank Indonesia pada Mei 2025 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi terjaga. Hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Mei 2025 yang tetap berada pada level optimis (indeks >100) sebesar 117,5.

Namun, lebih rendah dari IKK pada bulan sebelumnya sebesar 121,7. Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Denny mengatakan keyakinan konsumen pada Mei 2025 ditopang oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang tetap berada pada level optimis.

"IKE dan IEK masing-masing tercatat sebesar 106,0 dan 129,0, meski lebih rendah dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya yang masing-masing tercatat sebesar 113,7 dan 129,8," tulisnya.

Berdasarkan kelompok pengeluaran, keyakinan konsumen pada Mei 2025 tetap optimis untuk seluruh kelompok, dengan IKK tertinggi tercatat pada responden pengeluaran >Rp5 juta (120,5) diikuti oleh Rp 4,1-5 juta (117,7).

Namun perkembangan optimisme tersebut menurun dibandingkan kondisi bulan sebelumnya untuk seluruh kelompok pengeluaran. Berdasarkan kelompok usia, IKK juga tetap di level optimis pada seluruh kelompok usia, dengan IKK tertinggi tercatat pada responden usia 20-30 tahun (124,8), 31-40 tahun (117,7), dan 41-50 tahun (116,7).

Sedangkan, kelompok usia >60 tahun sedikit mengalami peningkatan optimisme dibandingkan periode sebelumnya, sementara kelompok usia lainnya mengalami penurunan.

Secara spasial, peningkatan IKK terjadi di beberapa kota, dengan peningkatan tertinggi di Semarang, diikuti oleh Manado dan Mataram. Sementara itu, sejumlah kota mengalami penurunan IKK, terutama di Medan, Banten, dan Surabaya.

Pada Mei 2025 persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini tetap optimis, tercermin dari IKE Mei 2025 sebesar 106,0, meskipun lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 113,7.

IKE Mei 2025 didukung oleh Indeks Penghasilan Saat Ini (IPSI) dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama/Durable Goods (IPDG) yang berada pada level optimis masing-masing tercatat sebesar 118,1 dan 104,1, meski lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 125,4 dan 113,9.

Sementara itu, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK) tercatat turun ke level pesimis sebesar 95,7. Secara spasial, beberapa kota mencatatkan penurunan IKE seperti Medan, Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

Penurunan IKE lebih dalam tertahan oleh peningkatan IKE di sejumlah kota, dengan peningkatan terbesar di Semarang, diikuti oleh Manado dan Mataram.

Berdasarkan kelompok pengeluaran dan usia, keyakinan konsumen terhadap penghasilan saat ini terindikasi tetap terjaga meskipun seluruh kelompok mengalami penurunan optimisme. Indeks penghasilan tertinggi tercatat pada responden pengeluaran >Rp5 juta (125,8) dan usia 20-30 tahun (128,8).

Selanjutnya, secara umum persepsi responden terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan saat ini berada pada zona pesimis (<100), bersumber dari kelompok pendidikan SMA (92,0) dan Akademi/Diploma (95,8), sementara kelompok lainnya tetap berada di level optimis.

Berdasarkan kelompok usia, optimisme konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja masih meningkat pada kelompok usia 20-30 tahun (103,1), sedangkan pada kelompok usia >30 tahun tercatat berada di level pesimis.

Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan diprakirakan tetap terjaga. Hal ini tecermin dari IEK Mei 2025 sebesar 129,0, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 129,8.

Tetap terjaganya IEK bersumber dari komponen Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja (IEKLK) Mei 2025 tercatat sebesar 123,8, sedikit lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya sebesar 123,5.

Sementara itu, komponen Indeks Ekspektasi Penghasilan (IEP) dan Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha (IEKU) pada Mei 2025 masing masing tercatat sebesar 135,4 dan 127,8, masih berada pada level optimis meski lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 137,5 dan 128,5.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI