Suara.com - Alexander Ramlie secara tiba-tiba mengundurkan diri dari Direktur Utama PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) atau Amman. Alexander menyampaikan surat pengunduran diri sejak 14 Juni 2025 lalu.
"Pada tanggal 14 Juni 2025, Perseroan telah menerima surat pengunduran diri dari Bapak Alexander Ramlie dari jabatannya selaku Direktur Utama Perseroan," ujar Corporate Secretary AMMN, Vemmy Febrianti seperti dikutip dari keterbukaan informasi, Senin (16/6/2025).
Vemmy menjelaskan, pengunduran diri Alexander Ramlie ini karena, adanya rencana ditunjuk sebagai Komisaris Perseroan. Penunjukan ini akan meminta persetujuan pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
Untuk diketahui, emiten pertambangan emas dan tembaga itu akan melangsungkan RUPST pada hari ini.

"Selanjutnya, Perseroan akan menjalankan ketentuan, yakni dengan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan dan meminta persetujuan dari pemegang saham Perseroan atas pengunduran diri Bapak Alexander Ramlie sebagai Direktur Utama Perseroan dan pengangkatan Bapak Alexander Ramlie sebagai Komisaris Perseroan. Mata Acara terkait hal ini akan diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan (“RUPST”) yang dijadwalkan pada hari Senin, 16 Juni 2025," kata dia.
Vemmy melanjutkan, posisi Alexander Ramlie akan digantikan oleh Arief Widyawan Sidarto sebagai Nahkoda baru AMMN.
"Perseroan juga ingin menginformasikan bahwa dalam RUPST akan diusulkan pula pengangkatan Bapak Arief Widyawan Sidarto sebagai Direktur Utama menggantikan Bapak Alexander Ramlie, untuk memperoleh persetujuan dari pemegang saham," imbuh dia.
Sebelumnya, Amman mencatatkan laba bersih selama tahun 2024 melonjak 148 persen, mencapai USD642 juta, dengan margin laba bersih naik dari 13 persen menjadi 24 persen. Raihan laba bersih ini, disumbang dari penjualan bersih yang ikut melonjak.
Direktur Keuangan Amman, Arief Sidarto memaparkan, penjualan bersih pada tahun lalu naik 31 persen, dari USD2.033 juta pada 2023 menjadi USD2.664 juta pada 2024.
Baca Juga: Direksi dan Komisaris PTBA Dirombak, Arsal Ismail Tetap Jadi Dirut
Hal ini didorong oleh tingginya volume penjualan emas berkat bijih berkadar tinggi, serta harga emas dan tembaga yang masing-masing naik 23 persen dan 10 persen.
"Profitabilitas kami turut mengalami peningkatan sejalan dengan kenaikan penjualan bersih dan disiplin pengendalian biaya. EBITDA naik 40 persen menjadi USD1.426 juta dari USD1.019 juta pada 2023, sementara margin EBITDA naik dari 50 persen menjadi 54 persen," ujarnya dalam keterbukaan informasi, Jumat (21/3/2025).
"Selain itu, kami berhasil melakukan pembiayaan kembali (refinance) pinjaman jangka panjang kami dengan ketentuan yang lebih menguntungkan. Kami bangga dengan pencapaian tahun 2024 kami dan tetap berkomitmen untuk mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan, menjaga disiplin keuangan, serta menciptakan nilai jangka panjang melalui keunggulan operasional, efisiensi biaya, dan investasi strategis," sambung dia.
Sementara, melalui entitas anak usaha, PT Amman Mineral Nusa Tenggara, pemilik konsesi dan operator tambang Batu Hijau, tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia, perseroan mencatat peningkatan signifikan dalam produktivitas tambang dan produksi tembaga, emas, serta konsentrat, masing-masing melampaui panduan kinerja sebesar 6 pesen, 7 persen dan 6 persen.
Tahun ini juga menjadi tonggak sejarah bagi produksi emas di Batu Hijau, yang sebagian besar disebabkan oleh bijih berkadar tinggi dari Fase 7 serta fokus tanpa henti pada efisiensi yang terus menjaga posisi Amman sebagai salah satu produsen tembaga berbiaya terendah di dunia.
Proyek ekspansi terus berjalan dengan standar keselamatan yang ketat untuk memastikan keandalan fasilitas dalam jangka panjang. Komisioning smelter masih berlangsung, dan berhasil memproduksi anoda tembaga pertama pada 12 Februari 2025, dengan katoda tembaga pertama diperkirakan akan dihasilkan pada akhir Maret 2025.