Hotel Kecil Justru Panen Cuan Berkat Digitalisasi

Sabtu, 26 Juli 2025 | 18:22 WIB
Hotel Kecil Justru Panen Cuan Berkat Digitalisasi
Ilustrasi hotel. (Unsplash.com/ Dan Gold)

Suara.com - Bali memang magnet dunia, tapi tak semua hotel kebagian rezeki. Kawasan seperti Kuta, Seminyak, dan Canggu selalu ramai, sementara daerah penyangga seperti Gianyar sering ketinggalan. Hotel-hotel kecil di sana kesulitan promosi digital dan bersaing dengan hotel besar.

Tapi, ada cerita berbeda dari Starloka Saba Bali Hotel di Gianyar. Meski lokasinya tidak di jalur utama wisata dan kapasitasnya terbatas, hotel ini berhasil mencapai tingkat hunian hingga 80%! Rahasianya? Bermitra dengan perusahaan teknologi pariwisata ecommerceloka.

Pemilik Starloka, Ida Bagus Narendra, menyadari bahwa di era digital ini, tak cukup hanya menunggu tamu datang. "Mengelola banyak platform dan review mandiri juga sangat menyita waktu," jelasnya, Sabtu (26/7/2025). Di sinilah ecommerceloka masuk, membantu Starloka mengelola semua operasional digital secara terpusat dan efisien.

Kolaborasi ini membuat Starloka bisa tampil di berbagai platform pemesanan online (Online-Travel-Agent/OTA). Selain visibilitas, Ida Bagus juga merasa terbantu dengan manajemen reputasi dan strategi harga yang tepat sasaran, semua bisa dipantau real-time lewat dashboard.

"Salah satu keuntungan paling terasa adalah pembayaran dari OTA langsung masuk ke rekening kami tanpa perantara dan semua laporan bisa dicek di dashboard," tambahnya, menyoroti kecepatan dan transparansi arus kas yang sangat membantu bisnis.

CEO dan Co-Founder ecommerceloka, Nico S. Wiratama, menyebut kesuksesan Starloka sebagai bukti nyata digitalisasi bisa meratakan potensi pariwisata, bahkan di area yang selama ini kurang dilirik.

"Gianyar mungkin bukan destinasi yang ramai seperti Canggu atau Uluwatu, tapi dengan strategi yang tepat, properti di wilayah seperti ini bisa menarik traffic online, tampil profesional, dan bersaing secara sehat," ungkap Nico bangga.

Data BPS Bali menunjukkan kunjungan wisman ke Bali mencapai 6,3 juta orang di 2024, naik 20,1 persen, tapi memang masih terpusat di selatan. Namun, ada tren baru: wisatawan kini mencari pengalaman yang lebih tenang dan otentik.

"Tren ini membuka peluang besar bagi daerah seperti Gianyar. Di sinilah teknologi berperan sebagai jembatan sehingga memungkinkan properti-properti lokal untuk tetap bersaing, tampil setara, dan meningkatkan visibilitas sehingga mudah ditemukan oleh pasar global,” pungkas Nico.

Baca Juga: Rahasia Rumah Sakit Berkualitas: Ini 5 Fondasi yang Harus Dimiliki

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI