Suara.com - Selama ini, rumah sakit lokal sering dipandang sebelah mata. Persepsi bahwa rumah sakit kecil atau di daerah hanya mampu memberikan layanan dasar kini mulai bergeser.
Apalagi, di tengah derasnya arus digitalisasi dan tuntutan akan pelayanan kesehatan yang cepat, aman, dan manusiawi. Namun, hal membanggakan justru dibuktikan Bethsaida Hospital Serang.
Rumah sakit berstatus rumah sakit tipe C ini berhasil mencatat sejarah dengan meraih sertifikasi EMRAM Stage 6 dari HIMSS Asia Pacific. Sebuah pencapaian yang menjadi penanda bahwa kualitas pelayanan kesehatan tak lagi eksklusif milik rumah sakit besar di ibu kota.
Bethsaida Hospital Serang menunjukkan bahwa dengan visi kuat dan strategi digital yang tepat, rumah sakit lokal pun mampu sejajar, bahkan mendahului dalam hal transformasi digital dan mutu pelayanan.
Pengakuan dari HIMSS (Healthcare Information and Management Systems Society) dalam bentuk sertifikasi EMRAM Stage 6 merupakan validasi internasional atas sistem rekam medis elektronik, dukungan pengambilan keputusan klinis real-time, dan pengelolaan obat tertutup berbasis barcode (closed-loop medication system) yang telah diimplementasikan dengan baik.
Ini bukan hanya soal teknologi, tetapi bukti adanya budaya kerja baru: lebih cepat, lebih aman, dan lebih terukur. Pencapaian Bethsaida Hospital Serang mengajarkan bahwa rumah sakit berkualitas, tak peduli skalanya, harus memiliki beberapa fondasi penting berikut:
1. Sistem Digital yang Terintegrasi Rumah sakit modern wajib memiliki sistem informasi yang tidak hanya mencatat, tapi juga menganalisis dan memberi masukan dalam pengambilan keputusan medis. EMR (Electronic Medical Records), clinical decision support, hingga akses berbasis QR Code menjadi penunjang utama pelayanan yang cepat dan tepat.
2. Keamanan Pasien sebagai Prioritas Penggunaan barcode dalam pengobatan, pengecekan identitas pasien secara digital, hingga integrasi data laboratorium dan radiologi harus dibuat seamless demi meminimalkan human error. Di sinilah teknologi bukan hanya mendukung pelayanan, tapi menyelamatkan nyawa.
3. Fleksibilitas Akses dan Kolaborasi Lintas Unit Pelayanan rumah sakit tidak bisa lagi berjalan sektoral. Integrasi antar-unit seperti Laboratorium, Radiologi, Bank Darah, hingga Human Milk Bank harus bisa diakses cepat oleh tenaga medis melalui satu platform terpusat.
Baca Juga: Di Balik Pengosongan Asrama Disabilitas di Cimahi: 6 Fakta Pilu di Malam Hari Anak Nasional
4. Sentuhan Manusia Tetap Penting Digitalisasi tidak menghapus esensi dari pelayanan kesehatan: empati. Hospital with Heart bukan sekadar slogan, melainkan filosofi yang harus diwujudkan melalui SDM yang terlatih secara teknologi tapi juga tetap ramah dan responsif terhadap kebutuhan pasien.
5. Skalabilitas Sistem Rumah sakit lokal yang berkualitas harus memikirkan keberlanjutan. Sistem yang diterapkan hari ini harus mampu berkembang seiring waktu dan bisa direplikasi ke unit-unit lain, seperti yang tengah dilakukan Bethsaida Healthcare terhadap flagship hospital mereka di Gading Serpong.
Lebih dari Sekadar Teknologi
Di balik sistem canggih dan sertifikasi global, Bethsaida Hospital Serang membawa narasi baru tentang arah pelayanan kesehatan di Indonesia, bahwa kualitas tak selalu bergantung pada ukuran rumah sakit, melainkan pada komitmen dan keberanian untuk berubah.
Di tangan para pemimpin visioner seperti Iwan A. Setiawan dan Hasan Widjaja, rumah sakit ini bukan hanya menjadi fasilitas medis, tapi juga pusat inovasi dan inspirasi bagi rumah sakit lain di daerah.
“Lebih dari sekadar prestasi teknologi, ini merupakan investasi jangka panjang kami dalam membangun kepercayaan masyarakat, membuka peluang kemitraan internasional, serta menciptakan sistem layanan kesehatan yang siap tumbuh secara berkelanjutan," kata Iwan A. Setiawan, Direktur Marketing, Sales & Business Development Bethsaida Healthcare.